Negara Berkembang Butuh $1 Triliun per Tahun Pendanaan Iklim
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Perubahan Iklim
Kamis, 10 November 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Negara-negara berkembang perlu bekerja dengan investor, negara-negara kaya, dan bank-bank pembangunan untuk mengamankan $1 triliun per tahun dalam pembiayaan eksternal untuk aksi iklim pada akhir dekade ini dan mencocokkannya dengan mereka dana sendiri, menurut sebuah laporan yang dirilis Selasa (8/11/2022).
Laporan yang dirilis jelang pembicaraan tentang pendanaan perubahan iklim pada KTT COP27 di Mesir mengatakan, dana tersebut diperlukan untuk mengurangi emisi, meningkatkan ketahanan, menangani kerusakan akibat perubahan iklim dan memulihkan alam dan tanah.
"Dunia membutuhkan terobosan dan peta jalan baru tentang pendanaan iklim yang dapat memobilisasi $1 triliun dalam pendanaan eksternal yang akan dibutuhkan pada 2030 untuk pasar negara berkembang dan negara berkembang selain China," kata laporan tersebut.
Disebutkan, total kebutuhan investasi tahunan negara-negara berkembang akan mencapai $2,4 triliun pada 2030, dengan setengahnya berasal dari pembiayaan eksternal dan sisanya dari sumber publik dan swasta di negara-negara tersebut. Investasi saat ini mencapai sekitar $500 juta, katanya.
Disebutkan pula, peningkatan terbesar harus datang dari sektor swasta, baik domestik maupun asing, sementara aliran tahunan dari bank pembangunan harus tiga kali lipat. Pinjaman lunak, yang menawarkan persyaratan yang lebih menguntungkan daripada pasar, juga harus ditingkatkan.
“Membuka pendanaan iklim yang substansial adalah kunci untuk memecahkan tantangan pembangunan saat ini,” kata Vera Songwe, salah satu penulis laporan tersebut.
"Ini berarti negara-negara harus memiliki akses ke pembiayaan berbiaya rendah yang terjangkau dan berkelanjutan dari bank-bank pembangunan multilateral untuk membantu mengumpulkan investasi dari sektor swasta dan filantropi," imbuhnya.
Delegasi pada KTT iklim di Mesir diharapkan untuk fokus pada masalah pembiayaan pada hari Rabu besok. Laporan tersebut juga menyerukan agar hibah dan pinjaman berbunga rendah dari pemerintah negara maju meningkat dua kali lipat dari $30 miliar per tahun saat ini menjadi $60 miliar pada 2025.
SHARE