13 Tahun Kekeringan, Chili Umumkan Rencana Menjatah Air
Penulis : Tim Betahita
Perubahan Iklim
Rabu, 13 April 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Kekeringan di Chile memecahkan rekor dengan memasuki tahun ke-13 pada 2022. Sebagai respons, pemerintah setempat mengumumkan rencana yang belum terjadi sebelumnya. Yakni menjatah air untuk ibu kota Santiago, sebuah kota berpenduduk hampir 6 juta jiwa di Amerika Selatan.
“Sebuah kota tidak bisa hidup tanpa air,” kata Claudio Orrego, gubernur wilayah metropolitan Santiago, dalam konferensi pers, Senin, 11 April 2021. “Dan kita berada dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya selama 491 tahun sejarah Santiago. Kita harus bersiap untuk kekurangan air bagi semua yang tinggal di sini.”
Rencana tersebut menampilkan sistem peringatan empat tingkat yang berubah dari hijau menjadi merah. Dimulai dengan pengumuman layanan masyarakat, berlanjut ke pembatasan tekanan air dan diakhiri dengan pemotongan air bergilir hingga 24 jam untuk sekitar 1,7 juta pelanggan.
Sistem peringatan tersebut didasarkan pada kapasitas sungai Maipo dan Mapocho, yang memasok sebagian besar airnya ke ibu kota dan telah mengalami penurunan permukaan air saat kekeringan terus berlanjut selama 13 tahun.
Pemerintah memperkirakan bahwa ketersediaan air negara itu telah turun 10% menjadi 37% selama 30 tahun terakhir dan dapat turun lagi hingga 50% di Chili utara dan tengah pada 2060.
Defisit air di sungai, diukur dalam liter per detik, akan menentukan apakah pemotongan akan dilakukan setiap 12, enam atau empat hari. Dalam setiap kasus, daerah yang berbeda akan menghadapi pemotongan air setiap hari. Sementara itu daerah yang dialiri air sumur atau sumber lain selain dua sungai akan dibebaskan dari pemotongan.
“Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Santiago memiliki rencana penjatahan air karena parahnya perubahan iklim,” kata Orrego. “Penting bagi warga untuk memahami bahwa perubahan iklim akan tetap ada. Ini bukan hanya global, ini lokal.”
SHARE