Anak Muda Kembali Desak BNI Setop Pendanaan Batu Bara Saat RUPS
Penulis : Kennial Laia
Perubahan Iklim
Selasa, 15 Maret 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Anak muda di berbagai kota menggelar aksi protes terkait krisis iklim. Demonstrasi dilaksanakan Selasa, 15 Maret 2022, bersamaan dengan jadwal rapat umum pemegang saham (RUPS) BNI, yang dituding membiayai industri energi fosil yang menyebabkan perubahan iklim.
Anak-anak muda yang tergabung dari komunitas gerakan Climate Rangers, Fossil Free, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia, dan Kepresidenan Mahasiswa Universitas Trisakti menggelar aksi di Kantor BNI Jakarta. Aksi dimulai pada pukul 10.00 WIB. Mereka juga menyerahkan petisi yang mendesak BNI untuk menyetop pendanaan batu bara, yang telah ditandatangani lebih dari 9.000 orang.
Sebelumnya, aksi serentak juga telah dilakukan oleh pemuda-pemudi yang tergabung di Climate Rangers dan Fossil Free di berbagai kota pada 13 Maret 2022. Protes dilakukan di kantor-kantor cabang BNI di Surabaya, Cirebon, Palembang, dan Yogyakarta.
Kevin Wisnumurthi dari BEM Universitas Indonesia mengatakan, berbagai penelitian telah menunjukkan saat ini bumi dan umat manusia berada di titik kritis. Menurutnya, transisi ke energi bersih dan terbarukan harus dilakukan. Pemangku kepentingan harus meninggalkan batu bara, termasuk lembaga pendanaan yang mendanainya.
“Kita ada di persimpangan jalan. Jika kita memilih jalan yang salah berarti kiamat bagi peradaban kita, kiamat bagi masa depan kita,” kata Kevin, Selasa, 15 Maret 2022.
“Dalam konteks ini, jalan yang salah itu adalah menunda-nunda transisi dari energi kotor batu bara menuju energi bersih dan terbarukan.”
Menurut Kevin, desakan anak muda kepada BNI merupakan sebuah langkah penting sebagai salah satu faktor yang memungkinkan industri batu bara terus berjalan. Itu termasuk pertambangan hingga pembangkit listrik tenaga uap batu bara.
Ginanjar Ariyasuta dari Climate Rangers mengatakan, aksi serentak di berbagai kota itu mengharapkan BNI mulai memikirkan kepentingan nasabah yang mayoritas anak muda.
“Penting bagi BNI untuk memahami suara nasabah yang sebagian besar anak muda. Kami tentu tidak mau uang kami digunakan untuk mendanai industri yang merusak masa depan kami,” kata Ginanjar.
Anak muda yang tergabung bersama aliansi Fossil Free BNI akan terus berkomitmen mendorong BNI agar berhenti mendanai energi kotor yang mengancam masa depan kita.
Dian Paramitha, Indonesia Digital Organizer 350.org, mengatakan RUPS BNI harusnya menjadi momentum bagi badan usaha milik negara tersebut untuk mengambil kepemimpinan dalam menghentikan pendanaan batu bara.
Menurutnya, lambatnya lembaga keuangan tersebut dalam merespons suara anak muda cukup mengecewakan. “Anak-anak muda di berbagai penjuru kota di Indonesia mulai kecewa terhadap BNI yang masih mendanai batu bara, penyebab krisis iklim,” tandasnya.
Para ilmuwan telah menyatakan dampak krisis iklim telah dan tengah terjadi di seluruh dunia. Mulai dari banjir di Eropa dan Cina, kebakaran hutan dan lahan serta gelombang panas di Amerika Serikat, serta banjir dan siklon tropis yang terjadi di wilayah timur Indonesia.
Asesmen kedua (dari delapan bagian) Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) juga telah terbit pada akhir Februari lalu. Dokumen itu kembali memperingatkan berbagai bencana iklim akan terjadi di masa depan, di seluruh dunia. Meskipun begitu masih ada harapan jika ada aksi segera dari seluruh pemerintah di dunia untuk meningkatkan komitmen dan melakukan aksi nyata mengurangi emisi gas rumah kaca.
SHARE