IEA: Emisi Metana Lebih Tinggi dari yang Diklaim Negara
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Perubahan Iklim
Kamis, 24 Februari 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) menyebut emisi metana yang menghangatkan planet dari produksi minyak, gas, dan batu bara secara signifikan lebih tinggi daripada yang diklaim pemerintah.
Badan yang berbasis di Paris mengatakan analisisnya menunjukkan emisi 70 persen lebih tinggi dari angka resmi yang diberikan oleh pemerintah di seluruh dunia. Jika semua kebocoran ditutup, metana yang ditangkap akan cukup untuk memasok semua sektor listrik Eropa , katanya.
Temuan tersebut menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan upaya pemantauan dan tindakan kebijakan yang lebih kuat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang potensial.
Para ahli mengatakan metana bertanggung jawab atas hampir sepertiga dari kenaikan suhu yang terjadi sejak awal revolusi industri. Namun, gas tetap berada di atmosfer untuk jangka waktu yang jauh lebih singkat daripada karbon dioksida.
Menurunkan emisi metana dipandang sebagai cara penting dan cepat untuk membatasi pemanasan lebih lanjut selama beberapa dekade mendatang.
IEA mengatakan laporan tahunan Global Methane Tracker menunjukkan emisi dari sektor energi tumbuh hampir 5 persen tahun lalu. Dikatakan volume metana yang bocor berjumlah sekitar 180 miliar meter kubik gas alam.
"Itu setara dengan semua gas yang digunakan di sektor listrik Eropa dan lebih dari cukup untuk mengurangi ketatnya pasar saat ini," kata IEA.
Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol, menyerukan transparansi yang lebih besar mengenai ukuran dan lokasi emisi metana.
Satelit baru telah membantu para ahli menentukan sumber emisi besar, meskipun daerah di sepanjang khatulistiwa, ujung utara dan lepas pantai masih tertutup dengan baik.
IEA menyebut negara-negara dengan emisi tertinggi di Dunia adalah China, Rusia, Amerika Serikat, Iran dan India.
SHARE