IAEA Tinjau Pelepasan Air dari Pembangkit Fukushima
Penulis : Aryo Bhawono
Lingkungan
Rabu, 23 Februari 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Tim ahli Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/ IAEA) mengunjungi lokasi di pembangkit nuklir Fukushima Jepang untuk memeriksa lebih dari satu juta ton air limbah radioaktif yang diolah sebelum dilepaskan ke laut.
Pemerintah Jepang telah meminta bantuan IAEA untuk memastikan pelepasan itu memenuhi standar keamanan internasional. Mereka berharap bantuan badan tersebut dapat menumbuhkan pemahaman dari negara-negara lain yang selama ini mengkritik rencana pembuangan air limbah radioaktif itu.
Dikutip dari AP, Operator Pabrik Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO) menyebutkan air tersebut disimpan di sekitar 1.000 tangki di pabrik yang rusak dan harus dipindahkan sehingga fasilitas penghentian radioaktif dapat dibangun. Tangki-tangki tersebut diharapkan mencapai kapasitas 1,37 juta ton pada akhir tahun ini.
Pada tahun 2011 lalu gempa bumi besar dan tsunami menghancurkan sistem pendingin pembangkit Fukushima dan menyebabkan runtuhnya tiga reaktor dan pelepasan sejumlah besar radiasi. Air yang digunakan sejak kecelakaan untuk mendinginkan inti reaktor yang rusak, dan tetap memiliki radioaktif, telah bocor secara.
Tahun lalu, pemerintah dan TEPCO mengumumkan rencana untuk memulai secara bertahap melepaskan air yang disaring tetapi masih terkontaminasi pada musim semi 2023, setelah pengolahan dan pengenceran lebih lanjut.
Pada pekan lalu, tim IAEA bertemu dengan pejabat pemerintah dan TEPCO serta mengunjungi Fukushima, mereka melihat lokasi pembuangan yang direncanakan dan memantau pengumpulan sampel air dari tangki dan area lainnya. Sampel akan dianalisis di laboratorium IAEA.
“Gugus tugas IAEA membuat kemajuan signifikan dalam pekerjaannya minggu ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang rencana operasional dan peraturan Jepang untuk pembuangan air yang diolah,” ucap Wakil Direktur Jenderal sekaligus Kepala Departemen Keselamatan dan Keamanan Nuklir IAEA, Lydie Evrard, saat tim menyelesaikan misinya pada hari Jumat lalu (18/2/2022).
Evrard mengatakan peran gugus tugas adalah membantu Jepang melaksanakan pelepasan yang direncanakan dengan aman di bawah standar internasional, bukan untuk mengizinkan atau membuat keputusan.
Rencana pembuangan air telah ditentang keras oleh para nelayan, penduduk lokal, dan negara tetangga seperti Cina dan Korea Selatan. Penduduk Fukushima khawatir reputasi produk pertanian dan perikanan mereka akan semakin terkontaminasi oleh pelepasan air.
Para pejabat mengatakan semua isotop dalam air yang terkontaminasi dipilih untuk ditangani sehingga dapat dikurangi tingkat kontaminasinya ke tingkat yang dapat dilepaskan. Kecuali untuk kategori tritium, yang tidak dapat dipisahkan dari air tetapi dalam jumlah kecil dan tidak berbahaya.
Mereka mengatakan pelepasan air secara bertahap selama beberapa dekade adalah aman. Air tersebut sebelumnya diencerkan dengan air laut terlebih dahulu.
Evrard mengatakan tim menyaksikan persiapan awal di pabrik untuk pelepasan, termasuk konstruksi peralatan yang dibutuhkan untuk membuang air.
Tim tersebut terdiri dari para ahli dari 11 negara, termasuk Korea Selatan dan China. Evrard mengatakan pihaknya berencana untuk merilis laporan pada bulan April tentang misi ini.
SHARE