Kala Plankton Ikut Membentuk Gunung di Bumi, 2 Miliar Tahun Lalu

Penulis : Kennial Laia

Lingkungan

Kamis, 09 Desember 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Sekelompok ilmuwan di Skotlandia menemukan bahwa plankton memiliki peran tidak terduga namun krusial dalam terbentuknya pegunungan di Bumi dua miliar tahun yang lalu. 

Penelitian tersebut menunjukkan beberapa pegunungan terbesar di planet ini mendapat bantuan dari kehidupan primitif yang sisa-sisanya melumasi gerakan lempengan batu. Hal itu memungkinkan bebatuan menumpuk hingga membentuk gunung.

Para ilmuwan di University Aberdeen dan Glasgow, lokasi penelitian tersebut, mengatakan bahwa tanpa kehidupan di Bumi pada zaman kuno tersebut, permukaan planet kita akan lebih datar dan jauh lebih membosankan.

“Gunung terbentuk oleh lempengan batu yang menumpuk satu sama lain,” kata penulis utama Profesor John Parnell dari University Aberdeen, dikutip The Guardian, awal Desember lalu.

Pegunungan Greenland. Wilayah ini merupakan salah satu area yang terbentuk dengan bantuan plankton dua miliar tahun lalu. Foto: NASA/Michael Studinger

“Namun, penumpukan pada skala itu tidak memungkinkan karena gesekan antara bebatuan. Sesuatu harus membantu batu-batu itu agar dapat meluncur satu sama lain,” jelas Parnell.

Parnell dan rekannya menemukan bahwa sumber pelumasan tersebut berasal dari ledakan pertumbuhan plankton primitif sekitar dua miliar yang lalu. Ini terjadi setelah perubahan iklim besar yang memengaruhi Bumi dan memiliki efek yang bertahan lama di permukaan planet. 

Plankton merupakan tanaman mikroskopis yang terletak di dasar rantai makanan laut dan sangat penting bagi kesehatan kehidupan laut saat ini. Namun, peran mereka dalam memengaruhi planet Bumi bahkan lebih besar dari dua miliar tahun yang lalu.

“Mereka tenggelam dengan cepat ketika mati dan terkubur untuk membuat batu dengan jumlah karbon yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang diubah menjadi grafit oleh panas dan tekanan,” jelas Parnell. 

“Grafit mampu menciptakan pelumas yang sangat baik. Kunci, engsel, dan ritsleting semuanya bergerak lebih mudah dengan grafit, begitu juga batu,” tambahnya. 

Menurut studi tersebut, grafit dari bangkai plankton telah melumasi tumpukan pegunungan batu pada dua miliar tahun lalu. Lempeng tektonik menyebabkan bebatuan saling bergesekan, dan grafit memungkinkan lempengan meluncur satu sama lain dan membangun tumpukan yang semakin tinggi.

“Hasil akhirnya adalah pegunungan,” kata Parnell.

Studi tersebut terbit di jurnal Communications Earth & Environment, Desember 2021. Menurut Parnell, poin penting dari temuan ini adalah bahwa interaksi kekuatan geologis dan kehidupan di Bumi merupakan proses dua arah. Pertama, menciptakan kondisi yang menguntungkan – seperti lautan – untuk pembentukan dan evolusi kehidupan.

Kemudian, kehidupan di Bumi juga mampu memengaruhi aktivitas geologis planet. “Bumi dan biosfernya terkait erat dengan cara yang sebelumnya tidak dipahami,” kata Parnell.

Menurut Parnell, meskipun banyak gunung yang terbentuk dua miliar tahun lalu telah hilang, bukti keberadaannya masih dapat dilihat di pegunungan di wilayah Cina, Amerika Utara, Greenland, dan Skandinavia. 

Grafit memainkan peran tak terduga dalam membentuk planet kita dan kemungkinan akan terus berdampak dalam waktu dekat, tambah rekan penulis studi Dr Connor Brolly dari University Glasgow.

“Grafit yang terkubur di kerak bumi sangat diminati untuk teknologi hijau masa depan, untuk digunakan dalam produk seperti sel bahan bakar dan baterai litium-ion,” kata Brolly.

“Peristiwa berusia dua miliar tahun ini, yang bertanggung jawab untuk membentuk dunia kita, sekarang memiliki potensi untuk memainkan peran kunci dalam pelestariannya untuk generasi mendatang,” tambah Brolly.

Parnell sepakat. Menurutnya, “plankton yang mati dua miliar tahun lalu tidak hanya membantu membangun gunung pertama di dunia. Mereka mungkin membantu kita menyelamatkan planet ini pada tahun-tahun mendatang.”

THE GUARDIAN

SHARE