NASA Melongok Kebakaran Hutan Dunia dari Angkasa
Penulis : Tim Betahita
Karhutla
Jumat, 26 November 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Keadaan Bumi makin memburuk. bahkan di sejumlah titik di berbagai belahan dunia mengalami kebakaran hebat beberapa waktu lalu. Melihat efek perubahan iklim dan pemanasan global terjadi di planet ini membuat astronaut NASA Megan McArthur bersedih.
Dari tempatnya berada stasiun luar angkasa International Space Station (ISS) terlihat bagaimana kondisi Bumi saat ini. Sejumlah kebakaran hutan besar bisa terlihat dari antariksa dengan mudah.
"Kami sangat sedih melihat kebakaran di sebagian besar Bumi, bukan hanya di Amerika Serikat," ujar McArthur dalam wawancaranya dengan Insider dan dikutip dari Futurism seperti dikutip CNBCIndonesia, Jumat (26/11).
Sebenarnya, para ilmuwan dunia sudah memperingatkan masalah ini ungkapnya. Ini juga menjadi peringatan bagi seluruh komunitas secara global, yang juga dibutuhkan untuk mengatasi tantangan tersebut.
"Ini adalah peringatan bagi seluruh komunitas global. Butuh seluruh komunitas global untuk menghadapi ini dan mengatasi tantangan tersebut," katanya.
Kebakaran hutan terlihat dalam citra satelit yang menjadi bentuk awan asap. Ini memperlihatkan dengan astronomis di sejumlah wilayah seluruh planet.
Sejumlah negara yang mengalami kebakaran itu mulai dari Siberia, Yunani, dan Spanyol hingga ke Pacific Northwest (Pasifik Barat Laut). Turki juga tercatat menjadi negara yang paling terpukul atas kejadian ini.
Sementara Amerika Serikat (AS) berjuang untuk merekrut pemadam kebakaran yang cukup sebagai cara mengatasi kebakaran hutan tersebut.
Bukan hanya kebakaran, deforestasi menjadi sumber masalah di hutan hujan Amazon Brazil. Ini terungkap dalam riset Dr. Simon Evans dari Carbon Brief, yang menambahkan masalah tersebut sudah terjadi dalam beberapa dekade terakhir.
Sebagai informasi deforestasi atau penggundulan hutan dilakukan agar lahan bisa dialihkan untuk hal lain, seperti pertanian, peternakan, dan kawasan tinggal atau perkotaan.
Penggundulan hutan di Brasil dilakukan kolonialis sebagai cara membuka lahan, tempat untuk menanam tanaman komersial seperti karet, gula, dan tembakau.
Kejadian ini menjadi lebih cepat pada paruh terakhir abad ke-20 untuk membuat peternakan sapi, perkebunan tanaman skala industri seperti kedelai, kelapa sawit dan penebangan.
Pengurangan lahan terlihat sangat signifikan dari tampilan foto udara. Ini mengakibatkan Amazon melepas lebih banyak Co2 dari yang bisa diserapnya dalam 10 tahun terakhir.
Para peneliti mengungkapkan 40% hutan bisa berubah menjadi lanskap sabana yang lebih kering, yang terjadi jika tingkat curah hujan menurun karena perubahan iklim. Sabana merupakan ekosistem dengan ciri lebih sedikit tutupan pohon serta didominasi oleh padang rumput.
Sabana biasanya berada di wilayah dengan iklim sedang serta curah hujan lebih sedikit dibandingkan hutan hujan.
SHARE