Tanpa Aksi Darurat, Badak Sumatra Diprediksi Punah 10 Tahun Lagi
Penulis : Kennial Laia
Konservasi
Rabu, 12 Mei 2021
Editor : Kennial Laia
BETAHITA.ID - Badak sumatra saat ini sangat kritis. Berdasarkan hasil population of viability analysis pada 2015, satwa bercula satu ini diperkirakan tersisa hanya sekitar 100 individu, tersebar di Pulau Sumatra dan Kalimantan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam laporan Rencana Aksi Darurat Penyelamatan Badak Sumatra 2018-2021 juga menyebut satwa dapat punah dalam waktu kurang dari 10 tahun jika tidak ada aksi darurat yang revolusioner. Sementara itu, International Union for Conservation of Nature mengkategorikan badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) ke dalam kelompok satwa berstatus kritis (critically endangered) atau satu langkah menuju kepunahan.
Secara detail, saat ini populasi badak sumatra terpencar di Leuser Timur dan Leuser Barat, Provinsi Aceh; Taman Nasional Bukit Barisan Selatan; serta Taman Nasional Way Kambas. Satwa langka ini juga ditemukan di Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Populasi di wilayah tersebut diperkirakan kurang dari 15 individu yang berpotensi bereproduksi.
Rendahnya tingkat reproduksi di alam, kehilangan habitat, dan perburuan liar akibat naiknya perdagangan cula menjadi tiga faktor utama yang mengancam kelestarian badak sumatra di alam. Menurut KLHK, jika terlambat diselamatkan, satwa ini bisa hilang dalam waktu dekat.
Aksi bersama dari berbagai pihak diperlukan untuk menjaga keberlangsungan badak sumatra. KLHK menyusun rencana aksi darurat untuk menyelamatkan badak sumatra di alam yang dapat dilakukan tiga tahun ke depan dan menjadi referensi kepada semua pihak yang relevan.
Leuser
Populasi badak sumatra di Leuser Timur terbagi dalam tiga sub-populasi dengan total kurang dari 15 individu. Kondisinya pun terisolasi. Untuk menyelamatkan satwa tersebut di wilayah ini, aksi darurat yang diperlukan adalah membangun suaka di wilayah Aceh dan menyelamatkan individu badak terisolasi ke dalam suaka badak tersebut. Pengembangbiakan menggunakan teknologi reproduksi juga diperlukan untuk menambah populasinya.
Sementara itu di Leuser Barat, populasi badak diperkirakan lebih dari 15 individu. Kondisinya tersebar, dan diperkirakan masih terkoneksi dalam satu hamparan. Ancaman yang dihadapi adalah tingkat perburuan liar yang tinggi. Aksi darurat yang diperlukan adalah melakukan proteksi intensif di kantong populasi alami serta monitoring pertumbuhan populasi liar badak sumatra.
Bukit Barisan Selatan
Populasi badak sumatra di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, yang menghampar dari Lampung hingga Sumatra Selatan, diperkirakan kurang dari 15 individu. Kondisinya terbesar dengan kondisi terisolasi.
Menurut rencana aksi darurat KLHK, populasi badak sumatra tersisa di area ini harus dipindahkan ke Suaka Rhino Sumatra (SRS) di Taman Nasional Way Kambas. Sementara itu untuk pengamanan dan pemulihan habitat juga harus dilakukan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan untuk rencana pelepasliaran di masa mendatang.
Taman Nasional Way Kambas
Populasi badak sumatra di habitat alaminya di Taman Nasional Way Kambas diperkirakan kurang dari 15 individu yang mampu bereproduksi. Sementara itu, terdapat tujuh individu badak di Suaka Rhino Sumatra, terdiri dari tiga jantan dan empat betina. Namun, reproduksinya masih dianggap terbatas sehingga diperlukan individu yang sehat dan memiliki kapasitas reproduksi tinggi.
Aksi darurat yang dibutuhkan:
- Melakukan penyelamatan badak untuk mendukung percepatan perkembangbiakan di SRS
- Melakukan proteksi intensif di kantong populasi alami
- Monitoring pertumbuhan populasi liar badak sumatra
- Melakukan perluasan dan peningkatan sarana dan prasarana SRS
- Penambahan badak potensial untuk kebutuhan pengembang-biakan di SRS, Way Kambas (dari TNBBS dan TNWK)
- Pengembangan teknologi reproduksi berbantuan untuk perkembangbiakan badak.
Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu
Kondisi badak sumatra di Kalimantan diperkirakan kurang dari 15 individu, dan tersebar di tiga kantong populasi di Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu. Sayangnya habitat satwa ini belum mendapat status perlindungan sehingga terus terancam alih fungsi lahan akibat aktivitas pertambangan dan perkebunan kelapa sawit. Perburuan yang tinggi juga menjadi salah satu faktor kepunahan satwa ini di pulau tersebut.
Aksi darurat yang dibutuhkan:
- Membangun suaka badak di Kawasan Hutan Lindung Kelian untuk menjadi tempat pengembangbiakan badak di Kalimantan
- Menyelamatkan badak dari Kutai Barat ke suaka badak di Kelian
- Melakukan survei menyeluruh untuk penyelamatan badak di Kawasan hutan Kutai Barat dan Mahakam Ulu ke suaka badak di Kelian
- Menetapkan suaka badak di Kelian serta kelembagaan pengelolaannya, diantaranya dalam bentuk Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
- Pengembangan teknologi reproduksi berbantuan untuk perkembangbiakan badak.
SHARE