Ratusan Gajah Mati Misterius di Botswana, Ancaman Bagi Manusia?
Penulis : Kennial Laia
Konservasi
Jumat, 03 Juli 2020
Editor :
BETAHITA.ID - Lebih dari 350 ekor gajah ditemukan mati di Botswana, negara di selatan Afrika. Kematian massal ini disebut ilmuwan sebagai bencana konservasi.
Kematian satwa itu pertama kali ditemukan di Delta Okavango pada awal Mei 2020, dengan jumlah 169 individu gajah. Pada pertengahan Juni 2020, jumlah kematian meningkat drastis, dengan 70% kematian ditemukan di sekitar sumber air. Dilaporkan lebih dari 350 individu mati.
Lihat juga: Foto-Foto Kematian Gajah di Botswana
“Ini merupakan kematian massal pada tingkat yang belum pernah terjadi dalam waktu yang sangat, sangat lama. Selain kekeringan, saya tidak mengetahui kematian lain yang begitu signifikan seperti ini,” kata direktur konservasi di National Park Rescue Niall McCann, seperti dikutip The Guardian, Kamis, 2 Juli 2020.
Hingga saat ini belum diketahui penyebab kematian massal itu dan apakah ini berisiko terhadap kesehatan manusia. Kemungkinan awalnya adalah keracunan dan antraks, namun ini telah dikesampingkan oleh pemerintah setempat.
Warga sekitar mengatakan gajah yang mati berasal dari segala usia dan jenis kelamin. Sebagian gajah yang masih hidup terlihat lemah dan kurus. Beberapa gajah terlihat berjalan melingkar, sebelum terkapar dan mati.
“Melihat bangkainya, beberapa dari gajah itu langsung jatuh. Ini mengindikasikan kematian yang sangat cepat. Gajah lainnya sekarat terlebih dahulu, seperti kelompok yang berjalan melingkar. Jadi sangat sulit untuk menentukan racun jenis apa ini,” kata McCann.
Sebelumnya Covid-19 juga disebut sebagai kemungkinan penyebab, tetapi kemudian dikesampingkan. McCann mengatakan, diperlukan tes yang layak agar mengetahui penyebab pastinya. “Tidak ada preseden bahwa kematian ini terjadi karena fenomena alam. Namun tanpa tes yang layak, penyebabnya tidak akan diketahui,” ujarnya.
Terdapat sekitar 15.000 individu gajah di Delta Okavonga, meliputi 10% dari populasi gajah di Botswana. Satwa tersebut merupakan bagian dari ekoturisme di Botswana, dan menjadi penyumbang terbesar nomor dua bagi PDB Botswana, setelah berlian.
Menurut Plt Direktur Departemen Margasatwa dan Taman Nasional Botswana Cyril Taolo, pihaknya telah mengetahui fenomena tersebut dan saat ini sedang melakukan tes konfirmasi.
“Kami menyadari adanya kematian gajah. Dari 350 kematian, kami telah mengonfirmasi 280. Kami masih dalam proses mengonfirmasi sisanya,” kata Taolo kepada The Guardian.
Taolo mengaku telah mengirim sampel untuk analisis lebih lanjut. Namun, karena Covid-19, prosesnya dapat memakan waktu lama.
McCann khawatir kematian satwa itu masih akan berlanjut, dan jumlahnya terus meningkat.
"Ini merupakan bencana konservasi," katanya.
SHARE