Alba, Orangutan Albino Satu-Satunya di Kalimantan

Penulis : Redaksi Betahita

Biodiversitas

Sabtu, 29 Februari 2020

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Dunia konservasi mendapat kabar baik. Alba, satu-satunya orangutan albino di hutan Borneo diketahui sehat di hutan Taman  Nasional Bukit Raya Bukit Baka, Kalimantan Tengah. Sebelumnya Alba direhabilitasi selama 20 bulan setelah mengalami dehidrasi dan kelaparan tahun lalu.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Indra Exploitasia. Menurutnya, observasi dilakukan saat pelepasliaran tiga individu orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) baru-baru ini.  Indra mengatakan, tim post-release monitoring (PRM) menyaksikan pertemuan salah satu orangutan bernama Unyu dengan Alba.

“Saya meminta tim PRM untuk terus mengamati perkembangan Alba sampai tiga bulan ke depan. Kami benar-benar ingin memastikan Alba bisa hidup mandiri dan sejahtera di hutan taman nasional ini,” kata Indra, Jumat, 28 Februari 2020.

Baca Juga: 3 Orangutan Dilepasliarkan di Taman Nasional Katingan

Alba merupakan satu-satunya orangutan Kalimantan (pongo pygmaeus) albino di dunia. Kini Alba berhabitat di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Kalimantan Tengah

Tiga tahun silam, tepatnya pada 29 April 2017, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Kepolisian Sektor Kapuas Hulu, dan Yayasan BOS menyelamatkan orangutan Alba, di Desa Tanggirang, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Setelah menjalani rehabilitasi selama hampir dua tahun di Nyaru Menteng, Alba dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya di TNBBBR pada 18 Desember 2018 silam.

Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Agung Nugroho menambahkan, tim PRM terdiri dari orang-orang terpilih, sebagian besar di antaranya masyarakat lokal, yang bertugas untuk memastikan para orangutan yang dilepasliarkan hidup liar namun sejahtera.

“Saya menerima laporan bahwa Alba ini setiap kali diamati tampak bisa menjelajah jauh, makan banyak sekali pakan alami, dan membuat sarang di mana-mana. Ia juga bersosialisasi dengan orangutan lain yang telah lebih dulu dilepasliarkan di hutan ini,” tutur Agung.

Sementara itu CEO Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo Jamartin Sihite mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk bekerja bersama dengan Direktorat KKH dan BTNBBBR melaksanakan pengamatan dan pemantauan orangutan hasil pelepasliaran di taman nasional itu.

“Melalui upaya bersama ini, akan meningkatkan kesuksesan upaya pelestarian orangutan, dan habitatnya, khususnya di Kalimantan Tengah,” ungkapnya.

Sejak dilepasliarkan di akhir tahun 2018, hingga akhir tahun 2019, pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata Alba menghabiskan 56,5% dari jam aktifnya untuk makan, 27,2% untuk bergerak di pepohonan, 13,8% istirahat, dan 2,2% melakukan perilaku lain seperti bersarang, dan bersosialisasi.

Kemudian, Alba masih teramati bulan Februari 2020, dan masih akan diamati secara teratur sampai beberapa waktu ke depan. Seperti Alba, orangutan hasil pelepasliaran lain juga akan diamati melalui patroli, dan kegiatan monitoring untuk memastikan mereka bertahan hidup tanpa bantuan manusia.

Baca Juga: KLHK Tetapkan Tersangka Kasus Perdagangan Orangutan di Sumatera Utara

Tim PRM terdiri dari Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya dan Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival) serta bekerjasama dengan BKSDA Kalimantan Tengah.

SHARE