Aktifis Walhi Golfrid Siregar Meninggal, Ditemukan Terluka di Jalan Layang Medan

Penulis : Redaksi Betahita

Lingkungan

Senin, 07 Oktober 2019

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Golfrid Siregar meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan, Minggu, 6 Oktober 2019. Sebelumnya ia sempat dikabarkan hilang sejak Rabu, 2 Oktober 2019.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun di Medan, Senin dini hari, 7 Oktober 2019, pria yang dikenal sebagai advokat lingkungan hidup di Walhi Sumatera Utara itu awalnya ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di jalan layang Simpang Pos Jalan Jamin Ginting, Medan, pada Kamis, 3 Oktober 2019, sekitar pukul 01.00 dini hari.

Ia ditemukan oleh penarik becak yang kebetulan melintas di kawasan tersebut. Korban dibawa ke RS Mitra Sejati lalu diarahkan untuk ditangani ke RSUP Haji Adam Malik.

Keterangan dari pihak kepolisian menyatakan bahwa Golfrid menjadi korban kecelakaan tabrakan lalu lintas.

Golfrid Siregar, advokat lingkungan hidup di Walhi Sumatera Utara. Kredit: Walhi

Namun WALHI Sumut menilai banyak kejanggalan dari peristiwa yang menimpa almarhum Golfrid, sebab kepala korban mengalami luka serius seperti dipukul keras dengan senjata tumpul.

“Selain bagian kepala, bagian tubuhnya tidak mengalami luka yang berarti. Sementara itu barang-barang korban seperti tas, laptop, dompet dan cincin juga raib,” kata Direktur Walhi Sumut Dana Prima Tarigan kepada wartawan Senin dini hari

Ia menyebutkan hal itu menunjukkan bahwa Golfrid tidak hanya menjadi korban kecelakaan lalu lintas biasa, melainkan ada indikasi menjadi korban kekerasan oleh oknum dengan motivasi tertentu.

“Berkendara di malam hari menjadi sangat berbahaya. Korban mengalami kekerasan hingga nyawanya terenggut. Hal ini menunjukkan Kota Medan menjadi semakin tidak aman,” katanya.

Untuk itu, lanjutnya, Walhi Sumut mendesak pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas penyebab kejadian yang menimpa Golfrid. “Jika polisi serius, maka tidak akan sulit untuk mengungkapnya. Hal ini mengingat kejanggalan yang secara kasat mata terlihat, dari luka-luka yang dialami almarhum,” kata Dana Prima Tarigan.

TEMPO.CO | TERAS.ID

SHARE