Sejauh-jauhnya Baen Ditranslokasi, Matinya di Kebun Itu Juga

Penulis : Redaksi Betahita

Konservasi

Rabu, 04 Juli 2018

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id- Sebelum ditemukan menjadi bangkai di salah satu kanal perkebunan sawit PT Wana Sawit Subur Lestari (WSSL) II Best Agro Group, Desa Tanjung Hanau, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Minggu (1/7/18) lalu, orangutan malang bernama Baen ternyata pernah diselamatkan dan ditranslokasi dari perkebunan yang sama ke salah satu tempat pelepasliaran orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP). Kala itu, tahun 2014 silam, Baen diselamatkan saat ditemukan dalam kondisi kaki sedang terikat tali di perkebunan PT WSSL II.

Abdul Somad mengisahkan soal ini kepada Betahita.ID. Ia adalah salah seorang staf lapangan Orangutan Foundation International (OFI) yang pada 2014 ikut melakukan penyelamatan dan translokasi Baen. Idul–panggilan akrab Abdul Somad–menuturkan, pada 2014 lalu Baen diselamatkan dan ditranslokasi dari perkebunan PT WSSL II Blok R 31-32 ke Camp Seluang Mas 1.

Berita terkait:
Pembunuhan Orangutan: Ditranslokasi 2014, Baen Ditemukan Mati dengan 7 Peluru di Kebun Best Agro Group

Penyelamatan dan translokasi Baen kala itu berawal dari laporan salah seorang mandor perkebunan PT WSSL II yang diterima pada 22 September 2014 tentang keberadaan orangutan liar yang berada di areal perkebunan. Dikhawatirkan akan terjadi konflik dengan pihak perkebunan, maka ia dan beberapa staf OFI lain memutuskan untuk turun ke lokasi.

Translokasi Baen pada 2014 lalu (Foto milik Orangutan Foundation International)

“Kita lihat saat itu dia (Baen) ada talinya. Di kakinya ada ikatan tali. Kita tidak tahu itu tali dari mana dan di mana dia terikat tali. Yang pasti saat kita temukan dia berada di Blok 31-32 kebun PT WSSL II. Saat itu dia dalam keadaan sehat dan sangat liar,” kata Abdul Somad, Rabu (4/7/18).

Baen ditemukan terikat tali pada 2014 lalu (Foto milik Orangutan Foundation International)

Sesuai prosedur, lanjut Abdul Somad, Baen diselamatkan dan ditranslokasi hari itu juga. Hanya saja saat itu waktu yang tersedia tidak memungkinkan. Sehingga diputuskan penyelamatan dan translokasi oleh tim rescue dari Pangkalan Bun akan dilaksanakan pada hari berikutnya, yakni 23 September 2014.

“Tim dari Pangkalan Bun minta waktu. Esok hari baru bisa ke lokasi. Kami diminta untuk mengawasinya di lapangan. Kami bahkan sampai tidur di perkebunan sawit untuk mengawasinya.”

Keesokan harinya (23/9/14), setelah tim rescue dari Pangkalan Bun tiba di lokasi, penyelamatan dan translokasi Baen dilakukan. Sebelum diamankan, Baen terlebih dahulu dibius. Saat diperiksa dengan seksama. Pergelangan kaki kanan Baen tengah terikat tali yang panjangnya kurang dari 0,5 meter.

“Kalau dilihat dari simpul ikatannya. Itu terlihat sengaja diikat tapi terputus. Mungkin saat itu Baen ditangkap lalu diikat namun talinya putus dan akhirnya berkeliaran. Setelah dinyatakan sehat kita translokasi ke Camp Seluang Mas 1. Untuk mempermudah identifikasi, saat itu kita beri nama Baen dan dipasang chip id di tubuhnya dengan nomor id 9720000 10000209.”

Menurut Abdul Somad, Camp Seluang Mas 1 dipilih menjadi tempat pelepasan Baen dikarenakan di tempat itu tidak terdapat orangutan jantan dominan lain yang mungkin bisa mengakibatkan konflik antarorangutan jantan. Baen tidak dilepaskan begitu saja, bahkan para staf lapangan OFI yang berada di camp tersebut juga melakukan pengawasan terhadap Baen.

“Hari pertama kita awasi dan kita lihat dia bisa beradaptasi dengan tempat barunya. Terlihat sehat dan beraktivitas seperti orangutan normal pada umumnya. Di hari kedua, masih kita pantau. Walau sesekali dia menghilang. Tapi itu wajar.”

Baen ditemukan mati di kanal kebun sawit Best Agro Group (Foto milik Orangutan Foundation International)

Baen Diduga Menjelajah Hingga Kembali ke Area Perkebunan

Sementara itu, mengenai keberadaan Baen yang ditemukan berada di dalam areal perkebunan PT WSSL II dalam keadaan membangkai 1 Juli lalu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II, Agung Widodo mengatakan bahwa hal tersebut merupakan hal yang lumrah untuk individu orangutan jantan. Ini karena orangutan jantan, termasuk Baen, memang memiliki kecenderungan untuk menjelajah dan sangat jarang menetap di satu wilayah tertentu.

“Karena orangutan jantan itu memang begitu. Itulah bedanya dengan orangutan betina. Kalau betina, cenderung menetap di tempat dia dilahirkan. Sedangkan jantan, dia memang penjelajah. Apalagi kalau ada orangutan jantan lain yang dominan di wilayah yang sama, pasti jantan yang lain pergi. Tiap orangutan jantan dominan biasanya menguasai wilayah seluas kurang lebih 40-45 kilometer persegi. Selain itu mungkin karena mencari sumber makanan. Kira-kira begitu,” terang Agung Widodo, Rabu (4/7/18).

 Seperti diberitakan sebelumnya, Baen ditemukan mati dan telah membusuk dalam keadaan terapung dan tersangkut di satu batang pohong yang melintang di kanal di dalam areal perkebunan PT WSSL II, Desa Tanjung Hanau, Kecamatan Hanau, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Baen ditemukan dalam kondisi banyak luka fisik berupa tusukan dan sayatan. Bahkan terdapat 7 butir peluru senapan angin yang tertanam di beberapa bagian tubuhnya.

RADEN ARIYO WICAKSONO/BETAHITA.ID

SHARE