Orangutan Kelahiran Sekolah Jerora Dirumahkan di Betung Kerihun
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Satwa
Rabu, 26 November 2025
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Dua individu orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) hasil rehabilitasi untuk pertama kalinya diperkenalkan dan dilepasliarkan dengan alam liar habitat aslinya, di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun, tepatnya di wilayah Blok Sungai Rongun, Sub Das Mendalam, wilayah kerja Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Padua Mendalam, pada 19 November 2025. Dua individu orangutan tersebut lahir di Sekolah Hutan Jerora Yayasan Penyelamat Orangutan Sintang (YPOS), bukan di tengah hutan rimba.
Dalam sebuah siaran pers disebutkan, bahwa dua individu orangutan itu bernama Artemis dan Gieke, keduanya berjenis kelamin betina. Artemis berusia enam tahun empat bulan yang lahir pada 1 April 2019, sedangkan Gieke berusia enam tahun sepuluh bulan yang lahir pada 11 Oktober 2018. Keduanya menunjukkan kemampuan menjelajah, mengenali pakan alami dan membuat sarang dengan baik selama mengikuti sekolah hutan. Mereka juga tidak menunjukkan ketergantungan pada manusia sehingga dinilai siap untuk dilepasliarkan.
Perjalanan menuju lokasi pelepasliaran ditempuh melalui delapan jam perjalanan darat, dari Sekolah Hutan Jerora di Sintang menuju Putussibau, dilanjutkan tiga jam perjalanan air menggunakan longboat menuju Stasiun Pelepasliaran Mentibat. Setibanya di lokasi, keduanya menjalani habituasi satu malam untuk menjaga kondisi fisik dan psikologis tetap stabil, dengan pemeriksaan medis rutin selama proses berlangsung. Hari berikutnya baru dibawa dengan longboat selama 1 jam perjalanan menuju Sungai Rongun kawasan Taman Nasional Betung Kerihun.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Kalimantan Barat, Murlan Dameria Pane, mengatakan pelepasliaran orangutan Artemis dan Gieke merupakan bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah dalam melestarikan orangutan kalimantan yang berstatus Kritis (Critically Endangered) menurut IUCN.
“Pelepasliaran ini merupakan langkah strategis dalam maemulihkan populasi orangutan di habitat alaminya. Kolaborasi lintas lembaga dan dukungan masyarakat menjadi pondasi utama dalam menjaga keberlanjutan ekosistem hutan Kalimantan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (21/11/2025).
Pelepasliaran ini juga disambut antusias oleh masyarakat setempat, terutama kader konservasi yang terlibat langsung. Keterlibatan mereka tidak hanya bersifat teknis, namun juga emosional, karena melihat orangutan kembali ke hutan dianggap sebagai simbol keberhasilan perjuangan panjang dalam menjaga kelestarian hutan.
Brigita, mahasiswa magang asal Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung Pura, yang ikut dalam kegiatan ini mengaku bangga bisa menjadi bagian dari proses pelepasliaran dua individu orangutan ini. Ia bilang, melihat orangutan kembali ke habitatnya memberikan rasa haru dan kebanggaan tersendiri bagi.
“Ini menjadi pengingat bahwa perjuangan konservasi bukan hanya pekerjaan, tetapi panggilan untuk menjaga masa depan alam kami,” ujarnya.
Pelepasliaran satwa dilindungi ini merupakan tahapan ke-17 sejak pertama kali dilaksanakan pada 2017, dengan total 37 individu hasil rehabilitasi dan satu individu hasil translokasi yang telah dilepasliarkan di Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun. Setelah pelepasliaran, orangutan Artemis dan Gieke akan dipantau secara intensif menggunakan metode nest-to-nest selama tiga bulan, meliputi pemantauan aktivitas harian, pola makan, pergerakan serta respons terhadap habitat. Pemantauan dilakukan untuk memastikan keduanya mampu beradaptasi dengan baik dan hidup mandiri di alam liar.
Kepala Balai Besar Taman Nasiona Betung Kerihun-Danau Sentarum, Sadtata Noor Adirahmanta, mengatakan bahwa mitra dan jajarannya akan mendukung kegiatan pemantauan pasca-pelepasliaran serta peningkatan peran masyarakat sekitar sebagai penjaga garis depan konservasi.
“Tanpa keterlibatan aktif masyarakat, mustahil konservasi dapat berjalan berkelanjutan. Kami berharap keberhasilan ini menjadi inspirasi untuk terus menjaga hutan Kalimantan bagi generasi mendatang,” ucapnya.
SHARE

Share

