Polusi Cahaya di Perkotaan Bikin Burung Begadang
Penulis : Kennial Laia
Spesies
Minggu, 24 Agustus 2025
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Burung di perkotaan begadang lebih lama dibandingkan burung di pedesaan, menurut penelitian yang menyoroti dampak polusi cahaya terhadap satwa liar.
Penelitian tersebut, berdasarkan rekaman yang dikirimkan oleh para penggemar burung ke situs identifikasi dan pemetaan spesies populer, menunjukkan bahwa polusi cahaya menyebabkan burung berkicau rata-rata 50 menit lebih lama setiap hari, dengan beberapa spesies bangun satu jam lebih awal dan menetap di malam hari satu jam lebih lambat.
“Kami terkejut dengan temuan kami,” kata Dr Brent Pease, asisten profesor konservasi keanekaragaman hayati di Southern Illinois University Carbondale. “Di bawah langit malam yang paling terang, waktu siang hari bagi seekor burung diperpanjang hampir satu jam.”
Polusi cahaya kini mempengaruhi 23% permukaan bumi dan berkembang pesat dalam hal luas dan intensitasnya, menurut data. Berbagai studi menunjukkan bukti adanya dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan kekhawatiran bahwa banyak spesies akan terkena dampaknya, dengan konsekuensi negatif termasuk matinya serangga dan terganggunya pola migrasi kelelawar dan penyu.

Studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Science ini menggunakan rekaman burung yang dikirimkan ke BirdWeather, sebuah proyek sains warga yang memungkinkan pengguna mengirimkan rekaman burung di daerah mereka untuk menghasilkan perpustakaan kicau burung global dan menggunakan AI untuk memungkinkan pengguna mengidentifikasi burung di kebun mereka.
Secara total, para ilmuwan menganalisis 2,6 juta pengamatan suara burung yang dimulai (pagi hari) dan 1,8 juta pengamatan suara burung yang terhenti (malam hari), untuk ratusan spesies. Data ini digabungkan dengan pengukuran citra satelit global terkait polusi cahaya.
“BirdWeather membuka penelitian perilaku pada skala geografis dan waktu yang luas,” kata Pease. “Kita bisa mulai belajar pada skala yang belum pernah dilakukan sebelumnya tentang bagaimana burung merespons secara perilaku terhadap aktivitas manusia.”
Analisis tersebut menemukan bahwa burung yang berada di daerah dengan polusi cahaya, rata-rata waktu bangunnya lebih panjang 50 menit. Spesies dengan mata besar, dibandingkan dengan ukuran tubuhnya, memiliki respons paling kuat terhadap cahaya buatan.
“Burung robin Amerika, burung mocking utara, dan burung goldfinch Eropa semuanya memperpanjang hari mereka lebih dari rata-rata,” kata Pease. “Sedangkan spesies bermata kecil seperti burung pipit tidak memberikan respons yang besar.”
Dampak siang hari yang lebih panjang terhadap burung masih belum jelas, kata para peneliti. “Kita tahu bahwa kurang tidur tidak berdampak baik bagi manusia, namun burung berbeda,” kata Pease. “Mereka telah mengembangkan strategi menarik untuk mengatasi kurang tidur selama periode migrasi.”
Pease mengatakan, gangguan pola perilaku alami ini menjadi perhatian. Menurutnya, hal ini penting meskipun ada bukti, pada beberapa spesies, pencahayaan buatan dapat meningkatkan waktu mencari makan dan kawin serta meningkatkan tingkat kelangsungan hidup anakan.
SHARE