Indonesia Kaya: Harimau Sumatera di Bengkulu Sisa 42

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Biodiversitas

Rabu, 06 Agustus 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Masih ada harapan agar harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Provinsi Bengkulu tak punah. Meski tak banyak, kucing besar ini terpantau hidup di beberapa bentang alam di Bumi Rafflesia.

Keberadaan harimau sumatera ini terungkap dari hasil monitoring yang dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, bersama kelompok masyarakat sipil melalui pemasangan kamera jebak dan patroli lapangan selama periode 2020-2025.

Hasil monitoring menunjukkan, 42 harimau sumatera terdeteksi di tiga bentang alam utama, yakni Bukit Balai Rejang Selatan, Seblat, dan Bukit Balai Rejang. Data ini diperoleh dari dokumentasi kamera jebak serta catatan patroli rutin yang mencatat keberadaan harimau dan interaksi negatif dengan manusia.

Dalam survei yang dilakukan pada Maret-Mei 2025 di kawasan Seblat, tim berhasil merekam 1.860 foto kejadian dari 16 unit kamera jebak yang dipasang selama 52 hari. Rekaman tersebut menunjukkan aktivitas harimau sumatera di area Hutan Produksi Air Rami, HPT Lebong Kandis, dan HPT Ipuh I, serta keberadaan berbagai satwa lain seperti tapir, kijang, rusa sambar, gajah sumatera, macan dahan, kucing emas, hingga anjing hutan (Ajak).

Penampakan harimau sumatera dan tapir yang tertangkap kamera jebak. Foto: BKSDA Bengkulu-Lampung.

“Hasil ini menunjukkan bahwa kawasan Seblat masih menjadi habitat penting bagi Harimau Sumatera dan satwa liar lainnya yang berperan menjaga keseimbangan ekosistem,” ujar Himawan Sasongko, Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung, dalam sebuah rilis yang disiarkan pada Senin (4/8/2025).

Sebagai upaya verifikasi, BKSDA Bengkulu-Lampung bersama pemerintah daerah, LSM, dan mitra konservasi menggelar Focus Group Discussion (FGD) Verifikasi Data Harimau Sumatera. FGD ini bertujuan memastikan keakuratan data sebaran harimau di Provinsi Bengkulu sebagai dasar penyusunan rencana tindak lanjut konservasi ke depan.

Meski temuan ini menjadi kabar baik, lanjut Himawan, ancaman terhadap kelestarian harimau sumatera masih tinggi, mulai dari perburuan liar, perambahan hutan, hingga konflik dengan manusia akibat menyusutnya habitat alami. Oleh karena itu, kolaborasi lintas pihak dalam menjaga kawasan hutan dan habitat harimau menjadi sangat penting.

“Harimau sumatera adalah spesies kunci. Menjaga mereka berarti menjaga kesehatan ekosistem hutan Sumatera. Data monitoring ini akan menjadi pijakan penting dalam merancang strategi perlindungan yang lebih terarah dan efektif sekaligus untuk mengungkapkan keberadaan satwa tersebut di provinsi Bengkulu bagian selatan sampai perbatasan Lampung,” ucapnya.

SHARE