Benih Lobster Melimpah, Tapi Ekspor Terkendala

Penulis : Gilang Helindro

Biodiversitas

Kamis, 10 Juli 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Indonesia memiliki keunggulan sumber daya alam berupa kelimpahan benih lobster laut dibandingkan Vietnam. Namun, kontinuitas suplai benih, keterbatasan teknologi, serta tantangan logistik dan pemasaran global menjadi penghambat daya saing budi daya lobster nasional. Hal ini disampaikan oleh ahli akuakultur IPB University, Kukuh Nirmala, dalam analisisnya mengenai peluang dan tantangan pengembangan komoditas bernilai tinggi tersebut.

Kukuh menjelaskan, pasokan benih lobster dari alam sering terganggu oleh faktor musim, perubahan lingkungan, penangkapan berlebih, dan penyelundupan ke luar negeri. Di sisi lain, pengembangan pembenihan lobster di dalam negeri masih sangat terbatas dengan biaya investasi yang tinggi serta teknologi yang belum dikuasai secara optimal. “Permintaan benih dari pembudi daya dalam negeri juga belum banyak,” ujar Kukuh dikutip Rabu, 9 Juli 2025.

Menurutnya, permasalahan utama yang membuat Indonesia kalah bersaing dari Vietnam bukanlah pada aspek teknologi atau sumber daya manusia, melainkan pada hambatan logistik dan akses pasar global. Lokasi geografis Indonesia yang tersebar di wilayah seperti Maluku, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa, membuat biaya transportasi lobster hidup ke negara importir menjadi lebih tinggi.

“Negara importir lebih menyukai lobster hidup, sehingga harga jual lobster Indonesia di pasar internasional menjadi lebih mahal sekitar Rp60 ribu dibandingkan lobster Vietnam,” kata Kukuh mengutip informasi dari pembudi daya di Sumatera Utara.

Ilustrasi benih lobster. Foto: KKP

Untuk mengatasi hambatan tersebut, IPB University telah mengembangkan sejumlah teknologi siap terapan, antara lain kompartemen pencegah kanibalisme, sistem resirkulasi akuakultur (RAS) untuk budi daya di bak, serta teknologi transportasi hidup lobster. Namun, tantangan pada fase pembesaran seperti menekan kanibalisme, efisiensi pakan, dan percepatan pertumbuhan masih perlu mendapat perhatian serius.

Kukuh menekankan pentingnya sinergi berkelanjutan antara riset perguruan tinggi dan dunia usaha melalui ajang berbagi informasi, seminar hasil penelitian, dan kolaborasi penyediaan demplot. Ia berharap upaya ini dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing budi daya lobster Indonesia di pasar global.

SHARE