Chic si Chikmawatiae, Spesies Baru yang Mengubah Genus
Penulis : Gilang Helindro
Biodiversitas
Sabtu, 05 Juli 2025
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Tim peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), berhasil mengidentifikasi satu spesies baru tumbuhan dari famili Araceae (aroid) yang ditemukan di Provinsi Riau, Sumatera. Spesies tersebut diberi nama Homalomena chikmawatiae sebagai penghormatan kepada Prof. Dr. Tatik Chikmawati (IPB University) atas kontribusinya dalam pengembangan ilmu biosistematika tumbuhan di Indonesia.
Menurut peneliti BRIN Muhammad R. Hariri, spesies ini secara morfologi menyerupai genus Furtadoa dengan ciri khas daun berbentuk perisai (peltate) dan bagian steril yang menyolok pada spadix. Namun, hasil analisis filogenetik berbasis sekuen ITS menunjukkan bahwa genus Furtadoa bersifat polifiletik. Seluruh spesiesnya kini direklasifikasi ke dalam genus Homalomena.
“Keragaman morfologi dalam Homalomena, khususnya kelompok dengan spadik bertipe Furtadoa, jauh lebih kompleks dari yang selama ini diperkirakan,” ujar Hariri dalam keterangan resminya, dikutip Senin 30 Juni 2025.
Temuan ini mendorong revisi sistematika tumbuhan Araceae. Dua spesies sebelumnya yang termasuk dalam Furtadoa, yakni Furtadoa indrae dan Furtadoa sumatrensis juga resmi diklasifikasikan ulang menjadi Homalomena indrae dan Homalomena sumatrensis. Studi ini turut menyusun kunci identifikasi terbaru untuk kelompok Homalomena bertipe spadix Furtadoa di wilayah tersebut.

Homalomena chikmawatiae dideskripsikan memiliki kombinasi ciri khas unik, seperti daun peltate, appendix steril yang besar, dan bunga jantan monandrus (satu benang sari). Tanaman ini awalnya ditemukan oleh masyarakat lokal di Riau dan dibudidayakan di Bogor sebelum diteliti lebih lanjut oleh tim BRIN melalui pengamatan morfologi dan analisis molekuler.
Secara filogenetik, spesies ini ditempatkan dalam Cyrtocladon Supergroup, meski memiliki beberapa ciri yang menyimpang dari karakter umum kelompok tersebut. Karena sejauh ini hanya diketahui dari satu populasi, H. chikmawatiae direkomendasikan berstatus Data Deficient (DD) menurut pedoman IUCN.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal internasional Webbia: Journal of Plant Taxonomy and Geography edisi April 2025 dengan judul “Nomenclatural Changes and New Species in Malesian Homalomena (Araceae)”.
Studi ini menegaskan pentingnya pendekatan taksonomi integratif yang menggabungkan data morfologi dan molekuler dalam memahami evolusi dan keragaman tumbuhan tropis, serta mendukung upaya konservasi dan pengembangan riset biosistematika di Indonesia.
SHARE