Tak Ada Mitigasi untuk Lumpur Panas Sorik Marapi

Penulis : Aryo Bhawono

Energi

Jumat, 09 Mei 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Empat desa di Mandailing Natal, Sumatera Utara terancam dampak semburan lumpur panas di sekitar sumur tak aktif milik PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Hingga kini belum ada upaya menghentikan aliran lumpur panas ini. 

Warga Desa Roburan Dolok, Khoirudin Nasution, menyebutkan semburan lumpur panas terjadi di berbagai wilayah di desanya. Pemantauan yang dilakukannya bersama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara menunjukkan terdapat 21 titik semburan lumpur panas. 

Semburan lumpur itu membentuk kolam dan sebagian sudah mengalir ke Sungai Aek Roburan sehingga mencemari aliran sungai.

“Itu kan semburan mencemari sungai di perkebunan orang, kebun karet, jadi berbentuk lubang-lubang menjadi seperti kawah. Itu ada air panas bercampur lumpur. Kalau hujan datang, lubang ini penuh jadi itulah yang melimpas ke Sungai Aek Roburan,” ucapnya dalam perbincangan dengan redaksi pada Jumat (2/5/2025).

Tampak wellpad V, PLTP Sorik Marapi, yang dioperasikan oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Foto: Walhi Sumut.

Sungai Aek Roburan mengaliri kebutuhan irigasi dan air bersih untuk empat desa, yakni Roburan Dolok, Roburan Lombang, Lumban Dolok, dan Aek Ngali. 

Analisis citra satelit sementara yang dibuat Walhi Sumut mengenai desa terdampak lumpur panas Sorik

Saat ini lumpur panas itu sudah merusak tanaman di kebun masyarakat. Beberapa titik sumber lumpur panas berada di dalam kebun masyarakat. Beberapa lainnya hanya sekitar 100 meter dari pemukiman di Desa Roburan Dolok. 

“Sekarang sungai sudah ada bau belerang. Kami takut ini akan merusak persawahan, ratusan hektare sawah yang terancam. Padahal itu mata pencaharian kami,” ucapnya. 

Pemerintah masih selidiki semburan lumpur

Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Utara, Yuliana Siregar, menyebutkan bahwa semburan lumpur panas itu berada di luar area Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP). Ia sendiri telah datang ke lokasi semburan tersebut. 

Namun dirinya tak bisa memastikan zat dan dampak bahaya dari lumpur tersebut. Selain itu perlu kajian yang tengah dilakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Apakah lumpur mengandung limbah, lalu seperti apa. semua lagi dikaji. Soal keterkaitannya, ini butuh penelitian dan kajian. Tanpa kajian tidak bisa dikaitkan dan terjadi karena apa,” ucap dia melalui telepon. 

Sementara Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konversi Energi, Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan  pihaknya masih menunggu uji laboratorium Badan Geologi Kementerian ESDM. 

“Masih menunggu hasil laboratorium dari Badan Geologi,” kata dia melalui pesan.

Sebelumnya Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara mendesak pemerintah untuk menghentikan operasi PT SMGP. Semburan lumpur panas ini merupakan bencana kesekian kalinya yang terjadi di seputar wilayah operasi perusahaan energi geotermal berkapasitas 240 MW yang masuk dalam proyek strategis nasional itu.

Mereka menyebutkan sepanjang proses produksi, perusahaan ini berulangkali mengalami masalah. pada 25 Januari 2021, saat uji coba sumur warga mengalami KEracunan karena kebocoran. 

Pada 6 Maret 2022, insiden serupa  juga terjadi. Sebanyak 52 orang jadi korban dan dilarikan ke rumah sakit. Pada bulan berikutnya, pipa gas kembali bocor dan mengeluarkan semburan lumpur panas bercampur gas beracun, sebanyak 21 orang keracunan, salah satunya bayi berumur enam bulan.

DPR sendiri mendesak penghentian operasi perusahaan itu untuk evaluasi. Pemerintah kemudian hentikan aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) milik PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP).

Penghentian aktivitas sementara PT SMGP tertera dalam surat Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM No. T-1365/EK.04/DEP.T/2022 yang diteken Direktur Panas Bumi/ Kepala Inspektur Panas Bumi Kementerian ESDM, Harris.

Corporate Communication PT SMGP, Agung Iswara belum memberikan jawaban atas permintaan konfirmasi yang diajukan oleh redaksi.

SHARE