Tiga Badak Jawa Baru Teridentifikasi di Ujung Kulon
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Biodiversitas
Sabtu, 10 Mei 2025
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Kabar baik datang dari Ujung Kulon. Setelah 6 individu badak jawa (Rhinoceros sondaicus) dikabarkan mati akibat perburuan yang terjadi sepanjang 2020-2022, belum lama ini teridentifikasi tiga individu baru badak tersebut, berdasarkan jejak tapak kaki dan kamera jebak (camera trap).
Berdasarkan keterangan tertulis Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), individu pertama teridentifikasi dari hasil pengecekan kamera jebak oleh tim Monitoring Badak Jawa (MBJ), pada 30 Maret 2025, di lokasi bagian selatan Semenanjung Ujung Kulon.
Hasil rekaman memperlihatkan keberadaan induk dan anak badak yang belum teridentifikasi sebelumnya. Jenis kelamin anak badak itu betina, dengan postur tubuh yang tampak sudah hampir sama dengan sang induk. Anak badak betina diperkirakan di atas 2 tahun.
Untuk individu kedua, teridentifikasi pada 3 April 2025, juga di bagian selatan Semenanjung Ujung Kulon, oleh tim MBJ berdasarkan rekaman kamera. Individu badak jawa ini berusia remaja, dengan perkiraan usia di atas 3 tahun, mengingat badak tersebut sudah disapih dan sudah muncul culanya. Identitas badak ini masih dalam proses identifikasi individu.

Kemudian, individu ketiga teridentifikasi pada 20 April 2025. Tim Ujung Kulon Patrol (UKP) mobile Balai TNUK berhasil menemukan tapak baru anak badak jawa. Lokasi temuan tapak anak badak jawa berada di blok yang merupakan salah satu wilayah konsentrasi cukup tinggi di selatan Semenanjung Ujung Kulon, dengan ukuran tapak 20-19 cm. Dilihat dari ukuran tapak, anak badak jawa tersebut diperkirakan usianya kurang lebih 4-6 bulan.
“Dengan membandingkan data anak badak dari hasil camera trap yang ada pada wilayah tersebut yang ditemukan tahun 2024, maka tapak anak badak tersebut harusnya sudah berukuran lebih dari 20 cm. Sehingga kami meyakini bahwa ukuran 20-19 cm merupakan tapak anak badak baru di tahun 2025,” kata Ardi Andono, Kepala Balai TNUK, 2 Mei 2025.
Menurut Ardi, dengan tambahan 3 individu baru ini, jumlah populasi badak jawa di Ujung Kulon saat ini sekitar 87-100 individu.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Kehutanan, Satyawan Pudyatmoko menyatakan bahwa temuan baru tapak anak badak jawa di TNUK ini merupakan salah satu contoh keberhasilan program perlindungan badak jawa secara fully protected area system. “Yakni areal semenanjung ujung kulon tertutup dari aktivitas manusia selain kegiatan perlindungan dan monitoring badak jawa,” kata Satyawan.
Satyawan melanjutkan, temuan individu baru ini juga salah satu keberhasilan dari penerapan metode baru dalam pemasangan camera trap, yaitu spatially explicit model, yang mana kamera dipasang secara sistematis dalam 35 cluster, dan setiap cluster-nya dipasang 4 camera trap. Sehingga, sistem pemasangan kamera jebak terbaru memungkinkan lebih banyak badak tertangkap kamera.
“Keberhasilan ini tidak terlepas dari kolaborasi erat antara Balai TNUK, Ditjen KSDAE, para mitra konservasi, dan masyarakat sekitar. Upaya konservasi yang konsisten menjadi kunci dalam menyelamatkan spesies badak jawa dari ancaman kepunahan,” ucapnya.
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menyebut temuan 3 individu baru ini menjadi sinyal positif bagi upaya konservasi badak jawa yang terus digencarkan. Ia berharap keberadaan individu baru ini semakin memperkuat populasi badak jawa di TNUK.
“Kita akan terus memantau dan memastikan perlindungan maksimal bagi mereka," ujarnya.
Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah jenis satwa langka yang masuk ke dalam satwa liar dilindungi oleh Pemerintah Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, selain itu IUCN memasukkan spesies Badak Jawa ke dalam status Critically Endangered dan CITES mengategorikannya ke dalam Appendix I.
SHARE