Ecoton Temukan Mikroplastik di Teh Celup

Penulis : Aryo Bhawono

Polusi

Minggu, 30 Maret 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Peneliti Ecoton (Ecological Observation and Wetland Conservations) melakukan penelitian mikroplastik dalam air teh celup. Mereka mengamati lima merek teh celup yang paling diminati oleh masyarakat, yakni Teh Celup Sosro, Poci, Sari Murni, Sariwangi, dan Tong Tji. Hasilnya, lima merek teh celup populer itu terdeteksi melepaskan mikroplastik usai pemanasan, diduga berasal dari kantong tehnya. 

Belum ada tanggapan dari kelima produsen hingga laporan penelitian ini diberitakan. Namun, BPOM menyatakan akan menelusuri temuan ini.

Para peneliti Ecoton menguji setiap produk teh celup itu menggunakan air 200 ml. Penelitian ini dilakukan dengan dua perlakuan, sesuai kebiasaan masyarakat ketika menyeduh teh celup. 

Pertama, teh celup diletakkan pada air selama proses pemanasan hingga suhu 95 derajat Celcius. Kedua, teh celup dimasukkan setelah pemanasan air hingga suhu 95 derajat Celcius dan diaduk selama 5 menit.

Temuan mikroplastik di teh celup. Panah merah menunjukkan serpihan Mikroplastik fiber bening. Sumber: ECOTON

Hasilnya, kantong teh celup, yang terbuat dari kertas berlapis plastik, dapat melepaskan mikroplastik ke dalam teh karena ada proses pemanasan. Komposisi jenis kantong mempengaruhi ketahanan terhadap faktor-faktor eksternal seperti panas, cahaya UV, dan gesekan, yang pada akhirnya mempengaruhi pelepasan mikroplastik. 

Peneliti mikroplastik Ecoton, Rafika Aprilianti, menjelaskan mikroplastik merupakan partikel asing bagi tubuh. 

“Ketika masuk ke dalam tubuh maka akan berdampak buruk bagi kesehatan, menyebabkan inflamasi, gangguan hormon bahkan kanker,” ungkapnya. 

Partikel-partikel kecil ini dapat terserap di saluran pencernaan dan masuk ke dalam darah. Mikroplastik kemudian menyebar ke berbagai organ seperti hati, ginjal, jantung, dan bahkan otak. 

Kantong teh celup dimasukkan selama proses pemanasan sampai suhu 95 derajat Celcius. Sumber: Ecoton

Karena sifatnya yang sulit terurai, mikroplastik cenderung bertahan dalam tubuh dan menumpuk seiring waktu (bioakumulatif). 

Ia menyebutkan keberadaan mikroplastik dalam tubuh dapat memicu berbagai dampak negatif, seperti peradangan, stres oksidatif, dan kerusakan sel. Pada jangka panjang kondisi ini berisiko menyebabkan peradangan kronis yang dapat berujung pada kematian sel (apoptosis), serta meningkatkan risiko gangguan kesehatan yang lebih serius

Solusi yang dapat diterapkan untuk terhindar dari mikroplastik adalah memilih teh daun asli tanpa kantong teh dan menggunakan saringan stainless steel, teko, atau french press untuk menyeduh teh. 

Kantong teh celup dimasukkan setelah pemanasan 95 derajat Celcius. Sumber Ecoton

Di masa lalu, penyeduhan teh lebih sederhana, alami, dan bebas dari kontaminasi plastik. Teh diseduh langsung dengan daun teh dalam teko atau cangkir, tanpa menggunakan kantong teh berbahan plastik. Selain lebih alami, cara ini juga lebih ramah lingkungan.

Lepas dari temuan ini, jurnal penelitian ‘Environmental Science and Technology, 2024’ mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia diperkirakan mengonsumsi mikroplastik sebanyak 15 gram/kapita/bulan atau setara 3 kartu ATM. 

SHARE