Deforestasi Indonesia 2024 Versi Kemenhut 175 Ribu Hektare

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Deforestasi

Senin, 31 Maret 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) merilis angka deforestasi atau kehilangan hutan alam Indonesia tahun 2024. Luas deforestasi di Indonesia tahun lalu, versi Kemenhut, sekitar 175,4 ribu hektare. Angka itu sekitar 86 ribu hektare lebih rendah bila dibandingkan angka deforestasi yang dirilis Yayasan Auriga Nusantara pada akhir Januari lalu, yang mencapai 261.575 hektare.

Angka deforestasi seluas 175,4 ribu hektare yang resmi dikeluarkan Kemenhut pada 20 Maret 2025 itu disebut sebagai deforestasi netto. Angka ini diperoleh dari deforestasi bruto sebesar 216,2 ribu hektare dikurangi hasil reforestasi yang mencapai 40,8 ribu hektare.

“Mayoritas deforestasi bruto terjadi di hutan sekunder dengan luas 200,6 ribu hektare (92,8%), di mana 69,3% terjadi di dalam kawasan hutan dan sisanya di luar kawasan hutan,” ujar Kemenhut dalam sebuah rilis, Jumat (21/3/2025).  

Menurut hasil pemantauan Kemenhut, luas lahan berhutan di Indonesia pada 2024 mencapai 95,5 juta hektare, atau 51,1% dari total daratan. Dari angka tersebut, sekitar 91,9% (87,8 juta hektare) berada di dalam kawasan hutan.

Pantauan lapangan oleh tim Auriga Nusantara memverifikasi deforestasi yang terjadi di areal konsesi PT Kayan Kaltara Coal di Kalimantan Utara. Foto ini diambil pada 27 Desember 2024. Sumber: Auriga Nusantara.

Disebutkan, untuk menekan angka deforestasi, Kemenhut telah melaksanakan upaya reforestasi melalui rehabilitasi hutan dan lahan seluas 217,9 ribu hektare pada 2024. Angka tersebut merupakan rehabilitasi hutan dan lahan di dalam kawasan seluas 71,3 ribu hektare dan di luar kawasan seluas 146,6 ribu hektare, baik yang berasal dari sumber pendanaan APBN maupun pendanaan non APBN.

Sementara itu dalam satu dekade terakhir, angka rata-rata rehabilitasi hutan dan lahan seluas 230 ribu hektare per tahun, yang mana angka ini dapat menjadi referensi pengurang angka deforestasi. Upaya ini akan tercatat sebagai penambah tutupan hutan dan lahan pertanian campuran/agroforestry dan sebagian  menjadi tutupan hutan sekunder.

Grafik tren deforestasi Indonesia versi Kemenhut. Sumber: Kemenhut.

Menurut Kemenhut, jika dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya, tren deforestasi menunjukkan sedikit kenaikan, namun tetap lebih rendah dibandingkan rata-rata deforestasi dalam satu dekade terakhir. Hal ini menjadi indikator bahwa berbagai kebijakan dan upaya Kementerian Kehutanan dalam menjaga hutan mulai menunjukkan hasil yang signifikan.  

Kemenhut menguraikan beberapa langkah strategis yang telah dilakukan dalam upaya menekan angka deforestasi, meliputi pengendalian kebakaran hutan dan lahan, penerapan Inpres tentang penghentian pemberian izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut.

Kemudian pengendalian kerusakan gambut dan perubahan iklim, pembatasan perubahan alokasi kawasan hutan untuk sektor non-kehutanan, pengelolaan hutan lestari dan perhutanan sosial, dan rehabilitasi hutan dan laha, serta penegakan hukum kehutanan.

“Upaya ini juga sejalan dengan program Indonesia FOLU Net Sink 2030, yang bertujuan untuk menurunkan emisi karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya, serta mencapai keseimbangan emisi dan serapan karbon pada 2030,” tulis Kemenhut.

Angka deforestasi berbeda

Sebelumnya, pada akhir Januari lalu, Yayasan Auriga Nusantara lebih dulu merilis angka deforestasi Indonesia pada 2024. Menurut Auriga Nusantara, luas kehilangan hutan di Indonesia tahun lalu mencapai angka 261.575 hektare. Luas deforestasi Indonesia ini lebih luas dari wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) yang seluas  256 hektare, atau 4 kali lipat luas DKI Jakarta.

Angka deforestasi Indonesia 2024 ini disajikan oleh Auriga dalam sebuah laporan bertajuk Status Deforestasi Indonesia (Stadi) Tahun 2024. Dalam laporan tersebut, deforestasi Indonesia tahun lalu meningkat sekitar 4.191 hektare dari deforestasi tahun sebelumnya yang sebesar 257.384 hektare.

Deforestasi ini terjadi di seluruh pulau besar di Indonesia. Peningkatan deforestasi tahunan terjadi di Kalimantan dan Sumatera, sementara deforestasi di Sulawesi, Papua, Kepulauan Maluku, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara menurun.

Sama seperti tahun sebelumnya, pada 2024, Kalimantan kembali menempati peringkat pertama pulau dengan deforestasi terluas di Indonesia, yang mencapai 129.896 hektare. Sedangkan peringkat kedua dan ketiga, ditempati oleh Sumatera dan Sulawesi, yang masing-masing sebesar 91.248 hektare dan 17.361 hektare.

Sementara itu, dilihat berdasarkan provinsi, Kalimantan Timur menjadi penyumbang deforestasi terbesar pada 2024, dengan angka mencapai 44.483 hektare. Diikuti oleh Kalimantan Barat seluas 39.598 hektare dan Kalimantan Tengah 33.389 hektare.

Penebangan hutan alam yang dilakukan PT Mayawana Persada di dalam konsesinya. Foto ini diambil pada Maret 2024. Sumber: Yudi Noviandi/Auriga Nusantara.

Lebih jauh, analisis data menunjukkan deforestasi pada 2024 terjadi di 428 kabupaten/kota, atau pada 83% kabupaten/kota se-Indonesia yang seluruhnya berjumlah 514. Terdapat 68 kabupaten yang menghasilkan deforestasi lebih dari 1.000 hektare.

Di antara 428 kabupaten/kota ini, Kutai Timur menjadi yang tertinggi angka deforestasinya, yang luasnya sekitar 16.578 hektare. Dua teratas lainnya adalah Berau seluas 9.378 hektare, dan Ketapang seluas 9.115 hektare. Di 10 kabupaten/kota dengan deforestasi terluas, hanya satu yang berasal dari Sumatera, yakni Musi Banyu Asin, Provinsi Sumatera Selatan. Sembilan lainnya berasal dari Kalimantan.

“Dilihat dari status lahannya, 57% deforestasi terjadi pada lahan yang dikuasai negara atau kawasan hutan,” kata Timer Manurung, Ketua Yayasan Auriga Nusantara, 31 Januari 2025.

SHARE