Tahun 2024, 98 Taksa Baru
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Biodiversitas
Jumat, 14 Februari 2025
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Sepanjang 2024, para peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengindentifikasi 98 taksa baru. Dari jumlah tersebut 62 persen merupakan spesimen asal Indonesia, di antaranya merupakan spesies endemik flora dan fauna Indonesia.
Sebanyak 50 taksa baru berasal dari kelompok flora, yang terdiri atas 11 spesies baru, 1 subspesies baru, 1 varietas baru, dan 37 rekaman baru. Sementara dari kelompok fauna ditemukan 39 taksa baru, meliputi 26 spesies baru dan 13 rekaman baru. Adapun dari kelompok mikroorganisme, ditemukan 9 taksa baru, yang mencakup 6 spesies baru dan 3 rekaman baru.
Kepala Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Arif Nurkanto menyampaikan, penemuan taksa baru ini tidak hanya memperkaya wawasan tentang keanekaragaman hayati Indonesia, tetapi juga berperan penting dalam upaya konservasi.
“Dengan memahami dan mendokumentasikan spesies yang ada, langkah-langkah konservasi yang lebih efektif dapat dirancang, seperti rehabilitasi dan peningkatan populasi spesies yang terancam punah, eksplorasi dan konservasi ex situ, serta studi ekologi dan restorasi habitat,” kata Arif, Minggu (9/2/2025).

Keberhasilan ini, ujar dia, merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai lembaga penelitian dan ilmuwan dari dalam maupun luar negeri.
“Publikasi hasil penelitian dalam berbagai jurnal ilmiah tidak hanya memperkaya referensi global tentang biodiversitas Indonesia, tetapi juga menegaskan pentingnya perlindungan dan pengelolaan sumber daya hayati secara berkelanjutan demi kelestarian ekosistem dan kesejahteraan generasi mendatang,” tegas Arif.
Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN, Andes Hamuraby Rozak menambahkan, upaya pengungkapan dan pemanfaatan biodiversitas telah menjadi fokus utama rencana kerja Organisasi Riset. Dua program utama yang saat ini berjalan yaitu kegiatan riset melalui skema rumah program biota yang terkonservasi, dan kegiatan platform kolaborasi ekspedisi biodiversitas terestrial.
“Melalui dua skema riset yang dilaksanakan, diharapkan akan lebih berkontribusi signifikan dalam pengungkapan biodiversitas yang merupakan langkah awal dari kegiatan pemanfaatan biodiversitas yang berkelanjutan,” katanya.
Berikut rincian 98 taksa baru:
50 Taksa Baru Flora: 11 spesies baru, 1 subspesies baru, 1 varietas baru, dan 37 rekaman baru
Spesies Baru
Magnoliopsida
- Sida penambangensis
- Begonia tanggamusensis
- Syzygium wawoniense
- Syzygium lampeapiense
- Rhododendron mulyanie
- Rhododendron engelbertii
Monocots (Araceae)
- Alocasia roseus
- Cyrtosperma prasinispathum
- Cyrtisperma hayii
Liliopsida (Rochidaceae)
- Aerides obyrneana
- Phreathia tinukariensis
Subspesies Baru
Magnoliopsida
- Rhododendron javanicum ssp. Argentii
Varietas Baru
Magnopolisda
- Impatiens platypetala var. minialba
Rekaman Baru
Magnopolisda
- Psidium cattleyanum
Dicotyledons (Cucurbitaceae)
- Melothria pendula
Anthocerotopsida
- Notothylas javanica
Marchantiopsida
- Riccia crozalsii
Jungermanniopsida
- Trichocolea tomentolla
- Chiastocaulon dendroides
- Cololejeunea haskarliana
- Anastrophyllum donnianum
- Bazzania denudata
- Cheilolejeunea ornata
- Frullania rigescens
- Neolepidozia cuneifolia
- Cephaloziella verrucosa
- Radula javanica
Bryopsida
- Bucklandiella subsecunda
- Cratoneuropsis chilensis
- Didymodon incurvus
- Didymodon tophaceus
- Funariella curviseta
- Hydrogonium amplexifolium
- Leucobryum albidum
- Leucobryum juniperoideum
- Mitthyridium subluteum
- Neckera villae-ricae
- Orthotrichum rogeri
- Orthotrichum scanicum
- Racomitrium nivale
- Scleropodium touretii
- Serpoleskea confervoides
- Syrrhopodon albovaginatus
- Tortella bambergeri
- Tortella commutata
- Tortella tortuosa
- Amblystegium serpens
Liliopsida
- Rhopaloblaste ceramica
- Dinochloa malayana
Polytrichopsida
37. Polytrichastrum emodi
39 Taksa Baru Fauna: 26 spesies baru dan 13 rekaman baru
Spesies Baru
Crustacea
- Lepidothelphusa menneri
- Pontella mayalibit
- Chriselatium schubarti (Genus baru)
- Geosesarma riani
- Geosesarma nigripes
- Macrobrachium ngankeeae
Insecta
- Glyphodes nurfitriae
- Glyphodes ahsanae
- Cryptophasa warouwi
- Talanga harakae
Reptilia
- Cyrtodactylus tehetehe
- Cyrtodactylus mamberamo
- Cyrtodactylus belanegara
Actinopterygii
(ray-finned fish)
- Pomacentrus mandacani
- Pomacentrus variegatus
- Cirrhilabrus xanthozonus
- Redigobius fotuno
- Oryzias moramoensis
- Microphis arrakisae
Mammalia
- Crocidura balingka
- Crocidura dewi
- Crocidura barapi
Aves
- Caprimulgus ritae
Polychaeta
- Leocrates bitungensis
Amphibia
- Zhangixalus faritsalhadii
- Hylarana nigroverrucosa
Rekaman Baru
Crutacea
- Pontella surrecta
- Coenobita pseudorugosus
- Trichopagurus macrochela
- Macrobrachium sundaicum
Reptilia
- Carlia fusca
Actinopterygii
(ray-finned fish)
- Ichthyscopus lebeck
- Bagrichthys micranodus
- Pangasianodon hypophthalmus
- Bostrychus scalaris
- Parascorpaena moultoni
- Upeneus taeniopterus Secernentea
- Spirura aurangabadensis
- Tikusnema javanense
9 Taksa Baru Mikroorganisme: 6 spesies baru dan 3 rekaman baru
Spesies Baru
Leotiomycetes (Fungi)
- Lambertella fusoidea
- Lambertella phanensis
- Lambertella sessilis
- Lambertella takensis
- Lambertella tectonae
- Lambertella chiangraiensis
Rekaman Baru
Leotiomycetes (Fungi)
- Lambertella aurantiaca
Agaricomycetes (Fungi)
- Deconica overemii
Euglenophyceae (Mikroalga)
- Eutreptiella sp. EKoku01
SHARE