Kolaborasi Jaga Hutan Pemerintah-LSM Efektif di Afrika

Penulis : Kennial Laia

Hutan

Senin, 13 Januari 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Kolaborasi untuk melindungi ekosistem dan keanekaragaman hayati antara badan pemerintah dan LSM internasional ataupun nasional dapat menurunkan laju deforestasi, menurut penelitian terbaru. 

Studi tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) 30 Desember 2024, mengkaji model pengelolaan kolaboratif dalam 127 kemitraan yang mencakup hampir 1 juta kilometer persegi hutan di sejumlah negara Afrika. Hasilnya menunjukkan rata-rata deforestasi berkurang sebesar 55% di kawasan lindung yang dikelola oleh model ini dan hingga 66% di kawasan lindung yang paling berisiko.

Kerja sama tersebut dilakukan melalui kemitraan manajemen kolaboratif (CMP) yang dapat berlangsung selama beberapa dekade, di mana kawasan lindung dikelola bersama oleh kedua instansi. Penelitian tersebut dipimpin oleh INRAE dan melibatkan Le Havre University. 

Kemitraan manajemen kolaboratif tersebut dinilai sangat efektif terutama di kawasan lindung yang berada di bawah tekanan antropogenik tingkat tinggi, dimana pengurangan deforestasi mencapai 66%.

Taman Nasional Virunga, Republik Demokratik Kongo. Dok. INRAE/S. Desbureaux

Afrika Sub-Sahara adalah rumah bagi 13% keanekaragaman hayati dan mewakili sekitar 20% hutan dunia. Kawasan lindung memainkan peran penting dalam melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem. Sejak kawasan lindung pertama didirikan pada 1925 di Republik Demokratik Kongo, Taman Nasional Virunga, ribuan taman telah didirikan.

Namun kurangnya pendanaan secara struktural, terbatasnya kapasitas pengelolaan, lemahnya institusi dan tata kelola mempersulit misi kawasan ini untuk melindungi satwa liar dan habitatnya secara efektif. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini, model pengelolaan inovatif telah dibentuk selama 20 tahun terakhir: negara dan LSM mengelola taman-taman ini melalui kemitraan publik-swasta.

Kemitraan pengelolaan kolaboratif ini juga dapat mendelegasikan pengelolaan penuh ribuan kilometer persegi suatu wilayah di satu atau beberapa negara bagian kepada LSM nasional atau internasional. Kekhususan lain dari bentuk  ini adalah durasinya: kolaborasi ini berlangsung selama beberapa dekade (sekitar 25-30 tahun, bahkan 40 tahun dalam kasus tertentu), sedangkan LSM biasanya mendukung proyek selama 2 hingga 5 tahun.

CMP memfasilitasi pendanaan jangka panjang yang besar, sehingga memungkinkan, misalnya, untuk merekrut dan melatih staf dan penjaga taman, serta membangun infrastruktur untuk membantu masyarakat lokal mengurangi ketergantungan mereka pada sumber daya taman dan meningkatkan kondisi kehidupan mereka (pembangkit listrik). sekitar Taman Garamba dan Virunga, jalan, infrastruktur pariwisata, dll).

Para peneliti mengkaji perubahan pendekatan ini untuk melihat apakah investasi ini telah membuat kawasan lindung menjadi lebih efektif. Studi mereka mengidentifikasi 127 kemitraan di 16 negara di Afrika Sub-Sahara pada tahun 2023, yang melibatkan 48 LSM, 21 di antaranya bersifat nasional dan 27 internasional. Luas wilayah ini hampir 1 juta kilometer persegi, atau hampir dua kali luas Perancis.

SHARE