Harimau-harimau Jomblo Hutan Ulu Masen
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Biodiversitas
Minggu, 10 November 2024
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Pemantauan dengan kamera jebak hanya mendeteksi 11 ekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan tidak ada anak harimau antara 2020 dan 2022 di Ekosistem Ulu Masen, Provinsi Aceh, Indonesia. Demikian menurut laporan sebuah makalah berjudul Intact, under-patrolled forests harbor widespread prey but a male-biased tiger population in the Ulu Masen Ecosystem, Sumatra, Indonesia yang diterbitkan dalam Scientific Reports .
Para peneliti menganggap tingginya proporsi harimau jantan yang diamati menunjukkan adanya perburuan liar yang parah, yang menyoroti kebutuhan mendesak akan pemantauan yang lebih besar dan perlindungan yang terarah terhadap spesies yang terancam punah ini.
Harimau sumatra merupakan salah satu subspesies harimau yang paling langka, dengan jumlah sekitar 400 individu yang tersisa di alam liar. Akan tetapi, hingga 70% harimau hidup di daerah yang tidak dilindungi di luar taman nasional, di mana data populasinya terbatas. Ulu Masen merupakan habitat utama harimau, tetapi bukan bagian dari taman nasional dan belum disurvei secara memadai untuk harimau.
Peneliti Joe Figel dan rekan-rekannya melakukan penilaian status pertama Ulu Masen terhadap harimau sumatra dan mangsanya—termasuk rusa sambar, rusa serow, babi hutan, dan muntjak merah selatan—antara 2020 dan 2022 menggunakan data dari 52 stasiun kamera jebak. Selama 6.732 malam perekaman, harimau terlihat 39 kali dan penulis mengidentifikasi 11 individu, yang terdiri dari delapan jantan, satu betina, dan dua yang jenis kelaminnya tidak diketahui.
“Tidak ada anak harimau yang terlihat selama periode ini,” kata Joe Figel, 24 Oktober 2024, dikutip dari Phys.org.
Figel melanjutkan, hanya ditemukan tiga ekor harimau yang terlihat lebih dari satu kali—termasuk seekor harimau jantan berkaki tiga—dan tidak ada satu pun individu yang diamati pada 2020 terlihat lagi pada 2022. Harimau diperkirakan muncul di 52% wilayah penelitian. Rusa sambar, mangsa utama harimau karena ukurannya yang besar, terlihat di 21 lokasi kamera, sementara muntjak terlihat di 48 lokasi.
Meskipun keberadaan 11 individu harimau itu menunjukkan sejumlah besar harimau mungkin masih hidup di Ulu Masen, kurangnya betina yang berkembang biak dan pergantian populasi yang tampak tinggi tidak menunjukkan populasi yang sehat. Ciri-ciri ini umumnya menunjukkan tingkat perburuan liar yang parah, menurut para penulis.
Para peneliti merekomendasikan pengenalan perlindungan yang lebih besar bagi harimau di wilayah ini, termasuk penempatan antara 560 dan 640 penjaga hutan terlatih. Mereka juga merekomendasikan pemantauan kamera jebak yang lebih komprehensif terhadap harimau, khususnya difokuskan pada identifikasi jenis kelamin hewan tersebut.
SHARE