Jakarta Bangun Pengolahan Sampah RDF Terbesar di Dunia

Penulis : Gilang Helindro

Sampah

Jumat, 17 Mei 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Dalam upaya penanganan pengelolaan sampah perkotaan, Pemerintah Provinsi Jakarta membangun fasilitas pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di Rorotan, Jakarta Utara. 

Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono dalam keterangan resminya menyebutkan, fasilitas ini nantinya akan menjadi salah satu fasilitas pengolah sampah menjadi RDF yang terbesar di dunia. 

Heru menjelaskan, kapasitas pengolahan sampah pada fasilitas tersebut mampu mengolah 2.500 ton sampah per hari. Sampah yang diolah akan menghasilkan produk berupa RDF atau bahan bakar alternatif sebanyak 875 ton per hari. RDF adalah bahan bakar alternatif yang diproses dari hasil pengolahan sampah dengan nilai kalor RDF setara batubara muda.

Desain pengolahan 2.500 ton sampah baru tersebut akan menghasilkan 35-40 persen produk RDF, 1-2 persen material daur ulang berupa logam. Kemudian, 15 persen dalam bentuk residu seperti beling, kerikil, pasir, dan keramik. Selebihnya merupakan air lindi dan kadar air pada sampah yang dapat menguap pada proses pengeringan.

Metode RDF. Foto: DLH

“Saat ini Jakarta harus memprioritaskan pengelolaan sampah dalam kota agar beban Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang makin berkurang,” kata Heru, dikutip Kamis, 16 Mei 2024.

Heru menambahkan, anggaran untuk membangun fasilitas kelas dunia ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov DKI Jakarta Tahun 2024. Menurut rencana, fasilitas RDF Plant Jakarta akan beroperasi pada 2025. Ia berharap supaya fasilitas tersebut bisa beroperasi untuk menopang pengelolaan sampah dari hulu ke hilir di dalam Jakarta.

“Ini adalah bagian terkecil dari salah satu upaya Pemprov Jakarta untuk mengendalikan masalah sampah, salah satunya adalah RDF. Banyak teknologi lainnya yang bisa juga diterapkan di Jakarta, tetapi sebisa mungkin Jakarta menghindari tipping fee,” kata Heru.

Upaya tersebut, kata Heru, merupakan perwujudan Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan. Heru menilai, Jakarta harus mengelola sampah seperti negara maju, salah satunya adalah memprioritaskan pembangunan pengolahan sampah dalam kota.

“Kami nilai di wilayah sisi utara di laut, bisa menjorok 5 kilometer di daratan. Nantinya, sampah itu bisa diolah dengan teknologi tinggi di area tersebut. Tentunya, kita perlu mengkaji itu bersama para ahli dan akademisi,” kata Heru.

Asep Kuswanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jakarta menambahkan, setelah pembangunan RDF Plant Jakarta ini selesai, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengangkutan sampah di dalam kota.

“Dari 16 kecamatan wilayah layanan yang semula seluruhnya menuju TPST Bantargebang, setelah pembangunan ini selesai, nantinya akan diangkut dan langsung diolah di fasilitas ini,” ungkap Asep.

Asep menambahkan, RDF Plant Jakarta merupakan proyek kedua Pemprov Jakarta dalam mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif atau RDF. Sebelumnya juga telah terbangun fasilitas serupa di TPST Bantargebang yang sudah beroperasi sejak tahun 2023 lalu.

SHARE