Spons, Spesies Laut Gudang Bahan Obat

Penulis : Gilang Helindro

Kelautan

Kamis, 18 April 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Spons laut atau bunga karang merupakan hewan berpori hidup di dasar laut. Spesies laut ini memiliki potensi sebagai sumber obat-obatan.

Dikutip dari IFL Sciense, spons dapat menghasilkan beragam senyawa bioaktif. Beberapa penelitian membuktikan organisme ini dapat memberikan manfaat berkat sifat obat yang dihasilkannya.

Spons laut mampu menghasilkan senyawa antibakteri, antivirus, antijamur, antimalaria, dan antiradang.

Lebih dari 5.000 spesies spons saat ini sudah teridentifikasi. Peneliti memperkirakan, masih ada ribuan spesies lain yang belum terdokumentasi, masing-masing dengan potensi kandungan bermanfaat. Baru-baru ini, peneliti mendapati potensi baru seperti agen bioaktif dari spons Mauritius.

Spons atau Bunga Karang penuh manfaat dalam farmasi. Foto: Istimewa

Pada Oktober 2023 lalu, para peneliti melaporkan bahwa spons laut seperti Mauritius dan Neopetrosia exigua mampu menghasilkan agen bioaktif yang dapat membunuh sel kanker hati secara selektif dengan dampak minimal terhadap sel sehat.

Bukan hanya itu senyawa yang diberikan oleh spons. Dr Eleanor Best, ahli bedah hewan menyebut, spons laut bisa membantu penemuan obat antibiotik baru yang berguna mengatasi resistensi antibiotik.

"Laut dalam terdiri dari sebagian besar mikrobioma dunia. Namun sebagian besar penelitian antibiotik kami berfokus pada mikrobioma di darat, sehingga terdapat potensi besar untuk menghasilkan antibiotik baru yang berasal dari laut dalam. Spons laut menampung koloni besar spesies bakteri baru yang bersaing untuk mendapatkan nutrisi, dan memproduksi antibiotik untuk melawan persaingan tersebut," kata Eleanot, dikutip Kamis, 16 April 2024.

Bahkan, spons prospektif untuk senyawa antipikun (alzheimer).

Di Indonesia. Suciati dalam sebuah jurnal menyebut, salah satu manfaat prospektif spons adalah untuk pengobatan penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer adalah penyakit degeneratif yang menyerang otak seseorang di usia lanjut, di atas 60 tahun. 

“Dengan menggunakan penghambat enzim asetilkolinesterase, sebagai contoh galantamin, donepezil, rivastigmin dan memantin, penyakit ini bisa dihambat. Namun ada keterbatasan dalam penggunaan obat-obat tersebut karena adanya efek samping yang cukup serius,” tulis Suciati, dikutip Rabu, 17 April 2024. 

Menurut hasil penelitiannya, dari 15 spons yang diambil dari perairan sekitar Pulau Tabuhan, Banyuwangi, ada 3 ekstrak metanol spons yang menunjukkan penghambatan terhadap enzim asetilkolinesterase, sehingga memiliki potensi untuk pengobatan penyakit Alzheimer. Spons yang dimaksud adalah Callyspongia sp, Agelas nakamurai, dan Niphates olemda.

Masalahnya, kabar buruk mengancam keberadaan organisme spons. Mereka terancam kegiatan manusia. Spons hidup di kawasan laut dalam, seperti Clarion-Clipperton Zone (CCZ), tempat di mana telah ditemukan ribuan spesies baru spons laut. 

Sayangnya, zona laut ini menjadi sasaran penambangan karena menyimpan sumber daya mineral penting. Selain itu, pembangunan infrastruktur, polusi, dan perubahan iklim juga mengancam keberadaan spons laut. 

Kendati punya ketahanan yang luar biasa terhadap rendahnya oksigen dan suhu air yang meningkat, hewan ini juga akan mengalami dampak dari perubahan iklim yang signifikan.

SHARE