LIPUTAN KHUSUS:

BNPB Waspadai Karhutla Memasuki Musim Kemarau


Penulis : Aryo Bhawono

BNPB memperingatkan potensi karhutla menjelang Dasarian I Maret 2023. Curah hujan berada pada kategori rendah dan menengah.

Karhutla

Sabtu, 04 Maret 2023

Editor : Raden Ariyo Wicaksono

BETAHITA.ID -  Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengungkapkan pada Dasarian I Maret 2023 curah hujan di Indonesia pada kategori rendah dan menengah, sehingga perlu diwaspadai adanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

Meski sejumlah daerah dengan peluang hujan cukup tinggi, namun sifatnya hanya sementara 

"Secara keseluruhan Indonesia memiliki hujan kategori rendah dan menengah. Tapi meskipun demikian ada peluang hujan cukup tinggi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Papua. Meskipun ini temporary atau tidak dengan durasi yang cukup panjang," kata Abdul dalam Disaster Briefing seperti dikutip dari Antara.

Ia berharap kejadian bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor dapat berkurang pada Dasarian I Maret, terutama intensitas hujan di Jawa. Namun pada Maret ini diperkirakan menjadi musim peralihan karena cuaca mulai agak menghangat. MAsyarakat perlu mewaspadai potensi kekeringan dan kebakaran hutan kembali lagi ke tahun 2019. 

Tampak langit merah akibat kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, pada 2019. Foto: Istimewa

"Karena dalam tiga tahun terakhir 2020-2021-2022 cuaca dipengaruhi oleh La Nina. Artinya ada faktor-faktor regional yang mempengaruhi uap hujan ke Indonesia. Sehingga sepanjang tahun dalam tiga tahun terakhir ini meski memasuki musim kemarau namun istilahnya adalah kemarau basah,” ucap dia. 

Kemudian dari 2023 tersebut saat ini Indeks Nino-nya masih di bawah nol, artinya uap air masih cukup tinggi, tapi itu mulai diprediksi Maret hingga April akan memasuki musim kemarau hingga berakhir pada akhir Agustus dan awal September. Tingkat kekeringan atau uap air di udara itu tidak sebanyak dalam tiga tahun terakhir ini dan kembali ke kondisi normal seperti 2018 dan 2019. 

"Kalau kita bicara seperti itu maka kita harus mewaspadai kekeringan dan karhutla. Biasanya di Indonesia itu adalah Riau, Jambi dan Sumatera Selatan. Tetapi dalam tiga tahun terakhir meskipun kita musim basah itu ada indikasi kenaikan kerentanan kawasan timur Sumatera Utara, dan kawasan Provinsi Aceh terhadap karhutla," kata dia. 

Data BNPB menyebutkan ada indikasi kenaikan intensitas dan jumlah kejadian pertahunnya, dari Sumatera Utara dan Aceh, yang harus waspadai selain provinsi-provinsi yang memang secara historis sangat sering terjadinya bencana karhutla.