LIPUTAN KHUSUS:
Ilmuwan Temukan 30 Spesies Baru Potensial di Palung Samudra
Penulis : Tim Betahita
Ilmuwan temukan 30 spesies yang berpotensi menjadi spesies baru di palung laut Pasifik.
Satwa
Jumat, 29 Juli 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Ilmuwan menemukan lebih dari 30 spesies yang berpotensi sebagai spesies baru yang berhabitat di dasar laut Samudra Pasifik.
Peneliti dari Natural History Museum, Inggris, menggunakan alat yang dioperasikan dari jarak jauh untuk mengumpulkan spesimen dari dataran abisal Zona Clarion-Clipperton di Pasifik bagian tengah. Sebelumnya, makhluk dari daerah ini hanya dipelajari dari foto.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Zookeys tersebut, menemukan adanya keragaman spesies yang tinggi dari organisme yang lebih besar di dalam palung laut. Dari 55 spesimen yang dikumpulkan, 48 merupakan spesies berbeda.
Hewan-hewan yang ditemukan antara lain cacing beruas, invertebrata dari famili yang sama dengan lipan, hewan laut dari famili yang sama dengan ubur-ubur, dan berbagai jenis karang.
Tiga puluh enam spesimen ditemukan pada kedalaman lebih dari 4.800 meter, dua dikumpulkan di lereng gunung bawah laut pada kedalaman 4.125 meter, dan 17 ditemukan pada kedalaman antara 3.095 dan 3.562 meter.
Temuan ini memiliki implikasi yang berpotensi penting untuk penambangan laut dalam lantaran manusia menjadi lebih tertarik untuk mengeksplorasi mineral dari dasar laut. Tampaknya aktivitas tersebut berpotensi mengganggu banyak makhluk hidup.
Dr Guadalupe Bribiesca-Contreras, penulis utama studi dari Natural History Museum, mengatakan penelitian tersebut penting tidak hanya karena jumlah spesies baru yang berpotensi ditemukan, tetapi juga karena spesimen megafauna tersebut sebelumnya hanya dipelajari dari gambar dasar laut.
“Tanpa spesimen dan data DNA yang mereka miliki, kami tidak dapat mengidentifikasi hewan dengan benar dan memahami berapa banyak spesies berebda yang ada,” kata Bribiesca-Contreras, dikutip Guardian.
Sementara itu Dr Adrian Glover, yang memimpin kelompok penelitian laut di Natural History Museum, mengatakan: “Kita tahu bahwa hewan berukuran milimeter yang disebut makrofauna sangat beraneka ragam di dalam jurang. Namun, kami tidak pernah benar-benar memiliki banyak informasi tentang hewan yang lebih besar yang kami sebut megafauna, karena sangat sedikit sampel yang dikumpulkan.”
“Studi ini adalah yang pertama menunjukkan bahwa keragaman mungkin sangat tinggi dalam kelompok ini juga,” pungkasnya.