LIPUTAN KHUSUS:

72 Persen Tanah Pertanian di Indonesia Sakit


Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

72 persen tanah pertanian di Indonesia dianggap sedang "sakit", karena kekurangan bahan organik. Itu diakibatkan oleh penggunaan pupuk kimia yang sangat tinggi

Lingkungan

Minggu, 29 Mei 2022

Editor :

BETAHITA.ID - 72 persen tanah pertanian di Indonesia dianggap sedang "sakit". Dalam artian kekurangan bahan organik. Itu menurut Guru Besar IPB University, Iswandi Anas Chaniago.

Iswandi mengatakan, kondisi "sakit" itu diakibatkan oleh penggunaan pupuk kimia yang masih sangat tinggi. Dijelaskannya, di era 1960-an, tanah di Indonesia kondisinya masih baik, karena kadar organiknya masih sangat tinggi, sehingga dengan tambahan pupuk kimia pertumbuhan tanaman melompat dua kali lipat.

"Tapi sifat manusia ingin mudahnya saja, lebih memilik Urea atau SP saja daripada harus membawa pupuk organik begitu banyak. Akhirnya pupuk organiknya ditinggalkan. Sehingga lama kelamaan tanahnya rusak," terang Iswandi, pada webinar Menjawab Tantangan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional dengan Pemupukan Berimbang, dikutip dari Antara, Sabtu (28/5/2022).

Pada 1930-1950, Pulau Jawa masih didominasi oleh kadar bahan organik tanahnya masih sangat tinggi. Akan tetapi pada 1960-1970 sebagian besar kadar organiknya kurang dari 1 persen, bahkan pada 2010 semakin rendah. Kini tanahnya rusak dan tidak gembur lagi.

Presiden Joko Widodo meninjau lahan food estate di Pulang Pisau, Kamis (8/10/2020)./Foto: Biro Pers – Setpres

Oleh karenanya, Ia mendorong penggunaan pupuk organik. Apalagi Indonesia memiliki banyak sumber bahan pupuk organik, dari limbah peternakan, pertanian, perikanan, tempat pembuangan akhir, pabrik gula dan hutan tanaman industri.

Iswandi berpendapat, pemupukan berimbang antara pupuk organik dan pupuk kimia memiliki peran yang sangat penting untuk menjawab tantangan peningkatan produksi padi dan jagung nasional secara berkelanjutan.

"Jadi sebenarnya pupuk organik dan pupuk kimia bukan untuk dipertentangkan. Tetapo untuk digunakan bersama-sama. Pupuk organik dilengkapi dengan pupuk kimia," ujar Iswandi.

Selain mendorong penggunaan pupuk organik, Dewan Pakar Masyarakat Pertnian Organik Indonesia (Maporna) Ina Sri juga menyarankan untuk mulai mengurangi takaran pupuk kimia.

Menurutnya, manfaat pupuk organik adalah memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah sebagai sumber hara, mengurangi pemadatan tanah dan meningkatkan aktivitas mikroba tanah dan juga cacing tanah.