LIPUTAN KHUSUS:

Negara Miskin Butuh 60 Miliar Dolar Setahun untuk Lindungi Alam


Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Negara-negara kaya harus sediakan setidaknya 60 miliar dolar setiap tahun kepada negara-negara termiskin di dunia untuk lindungi alam.

Lingkungan

Sabtu, 05 Maret 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID - Aliansi kelompok lingkungan menyebut, negara-negara kaya harus menyediakan setidaknya 60 miliar dolar setiap tahun kepada negara-negara termiskin di dunia untuk memerangi hilangnya keanekaragaman hayati.

Seruan oleh World Wildlife Fund (WWF), International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan kelompok hijau lainnya itu diluncurkan di sela-sela pertemuan lingkungan utama PBB di Nairobi.

Itu datang menjelang pembicaraan kunci untuk pertemuan puncak keanekaragaman hayati PBB yang akan diadakan di China yang akan melihat negara-negara menuntaskan target konservasi untuk dekade berikutnya.

"60 miliar dolar (53,67 miliar euro) akan mengatasi dampak yang tidak proporsional dari kebiasaan konsumsi negara kaya terhadap keanekaragaman hayati," kata para penandatangan dalam sebuah pernyataan bersama, Selasa (1/3/2022) kemarin.

Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia merupakan bencana berulang, berdampak pada kesehatan masyarakat dan kerugian ekonomi. Foto: Greenpeace Indonesia

"Negara-negara kaya mendorong banyak hilangnya alam di negara-negara berkembang melalui barang-barang impor dan memiliki tanggung jawab untuk mengatasi dampak ini," kata Brian O'Donnell, Direktur Kampanye untuk Alam.

Sekitar 844 miliar dolar per tahun diperlukan untuk mengatasi hilangnya keanekaragaman hayati dan alam--sekitar 711 miliar dolar lebih banyak daripada yang dihabiskan saat ini.

Marco Lambertini dari WWF mengatakan, peningkatan bantuan keuangan harus berjalan seiring dengan diakhirinya investasi publik dan swasta yang merusak lingkungan.

"Ini layak. Dibutuhkan kemauan politik untuk mewujudkannya," kata Lambertini tentang target 60 miliar dolar. Ini bukan pajak untuk keanekaragaman hayati. Ini adalah investasi dan masuk akal secara bisnis," Kata Marco Lambertini.

Sebuah janji oleh negara-negara kaya untuk menyediakan negara berkembang dengan 100 miliar dolar per tahun untuk menangani krisis iklim belum terpenuhi.

Sebuah laporan utama PBB tentang perubahan iklim yang dirilis Senin kemarin menekankan perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem dalam memerangi pemanasan global dan dampaknya.

"Mengakhiri krisis keanekaragaman hayati sama pentingnya dengan masa depan umat manusia seperti menghentikan perubahan iklim," kata Patricia Zurita dari Birdlife International, penandatangan banding pendanaan.

PHYS