LIPUTAN KHUSUS:

Krisis Iklim: Migrasi Hewan Eror, Tumbuhan Terancam Punah


Penulis : Tim Betahita

Ilmuwan khawatir spesies tanaman terancam punah lantaran migrasi hewan penyebar benih ke wilayah berudara dingin. Akibat pemanasan global.

Perubahan Iklim

Sabtu, 15 Januari 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Studi terbaru menemukan, turunnya jumlah hewan penyebar benih merusak kemampuan tanaman untuk beradaptasi dengan kerusakan iklim. Pasalnya hampir setengah dari semua spesies tanaman bergantung pada hewan untuk menyebarkan benihnya.

Menurut para ilmuwan, tanaman berisiko punah karena hewan terdorong untuk bermigrasi ke daerah yang lebih dingin. Fenomena ini terjadi lantaran perubahan iklim. Tanaman tidak dapat dengan mudah mengikutinya.

Temuan itu berasal dari penelitian menggunakan pembelajaran mesin dari lebih 400 jaringan penyebaran benih di seluruh dunia. Tujuannya untuk memeriksa apa yang akan terjadi ketika hewan meninggalkan wilayah yang terdampak pemanasan global.  

Hasilnya, ilmuwan menemukan bahwa kapasitas tanaman untuk beradaptasi dengan perubahan iklim telah menurun 60% secara global. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan hilangnya beberapa spesies secara permanen. Laporan terbit di jurnal Science

Burung merupakan salah satu penyebar benih tanaman. Foto: phys.org

“Tujuan dari proyek ini adalah untuk memahami apa yang hilang ketika kita memindahkan spesies dari ekosistemnya dan peran yang dimainkan spesies tersebut yang akan hilang ketika mereka menghilang,” kata Dr Evan C Fricke, ahli ekologi di Rice University, Texas, dan penulis utama laporan yang terbit di jurnal Science, dikutip The Guardian, Jumat, 14 Januari 2022.

Fricke mencontohkan, burung dan mamalia sering terkena dampak hilangnya habitat dan eksploitasi langsung, namun sebenarnya memainkan peran penting sebagai penyebar benih. Karena itu perubahan iklim dan penurunan keanekaragaman hayati burung dan mamalia secara global terkait erat. 

Pertama, penyebar benih membantu kemampuan tanaman untuk melacak perubahan iklim. Namun proses ini cukup terganggu, sedemikian rupa sehingga spesies tanaman tidak dapat lagi bertahan di bawah iklim yang berubah,” jelas Fricke.  

Studi ini menunjukkan bahwa penurunan keanekaragaman hayati ini, dalam skala global, menempatkan ketahanan iklim kita pada risiko – ketahanan global untuk hutan dan komunitas tumbuhan lainnya untuk menghadapi perubahan iklim.”

Penelitian ini meneliti betapa pentingnya penyebaran benih bagi kelangsungan hidup tanaman. Menurut definisi, tanaman tidak dapat berpindah, jadi mereka selalu mengandalkan hewan untuk transportasi benih dan serbuk sari,” kata Prof Carlos Peres dari University of East Anglia, yang tidak terlibat dalam penelitian itu.

“Namun manusia telah secara sistematis mendorong penyebar benih bertubuh besar ke kepunahan baik dalam sejarah maupun prasejarah, dan kami terus memusnahkan populasi mereka hingga hari ini, terutama di daerah tropis."

“Studi ini menunjukkan bahwa fungsi penyebaran dasar ini telah menyusut secara drastis sejak manusia menaklukkan semua pulau dan benua, membuat tanaman memiliki sedikit ketahanan adaptif terhadap kerusakan akibat perubahan iklim saat ini.”

Laporan tersebut juga menawarkan solusi, termasuk memberikan lebih banyak ruang untuk habitat yang berguna bagi tumbuhan dan keanekaragaman hayati, untuk memulihkan komunitas tumbuhan.

 

THE GUARDIAN