LIPUTAN KHUSUS:
IUCN: Komodo Selangkah Menuju Punah
Penulis : Tim Betahita
Secara keseluruhuan, sekitar 28 persen dari 138.000 spesies yang dinilai untuk daftar pantauan kelangsungan hidupnya berisiko punah karena perubahan iklim.
Satwa
Senin, 06 September 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Sebuah laporan terbaru dari organisasi konservasi keanekaragaman hayati internasional (IUCN) mengatakan bahwa kehidupan komodo berada di ujung kepunahan global. Komodo masuk ke dalam daftar merah (red list) IUCN sebagai hewan dengan kategori terancam punah pada Sabtu, 4 September 2021.
Menurut Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), secara keseluruhuan, sekitar 28 persen dari 138.000 spesies yang dinilai untuk daftar pantauan kelangsungan hidupnya berisiko punah di alam liar karena perubahan iklim dan aktivitas manusia. Khusus untuk penilaian komodo, populasi komodo telah berubah dari yang tadinya dikategorikan "rentan" menjadi "terancam punah."
Meningkatnya suhu global dan permukaan laut yang lebih tinggi, kata IUCN, akan mengurangi habitat komodo setidaknya 30 persen dalam 45 tahun ke depan. Direktur Jenderal IUCN, Bruno Oberle, mengatakan hilangnya spesies dan perusakan ekosistem merupakan ancaman eksistensial yang tidak kalah pentingnya dengan pemanasan global. Pada saat yang sama, perubahan iklim memberikan bayangan yang lebih gelap daripada sebelumnya terkait masa depan banyak spesies, terutama hewan dan tumbuhan endemik yang hidup di pulau-pulau kecil. Misalnya Komodo yang hanya ditemukan di Taman Nasional Komodo dan Flores yang terdaftar sebagai warisan dunia.
Komodo yang memiliki nama latin Varanus Komodoensis telah berpindah dari kategori rentan menjadi terancam punah dalam daftar merah IUCN.
Naiknya suhu global dan naiknya permukaan air laut diperkirakan akan mengurangi habitat komodo sekitar 30 persen dalam 45 tahun ke depan. Meskipun subpopulasi komodo di Taman Nasional Komodo saat ini stabil dan terlindungi dengan baik, IUCN menyebutkan bahwa komodo di luar kawasan lindung di Flores terancam akibat hilangnya habitat yang signifikan karena aktivitas manusia yang terus berlangsung secara eksploitatif.
Sementara itu, Andrew Terry, direktur konservasi Zoological Society of London mengatakan, ”gagasan bahwa hewan prasejarah ini telah bergerak satu langkah lebih dekat dengan kepunahan karena perubahan iklim sangat mengkhawatirkan.” k
Komodo adalah hewan asli Indonesia dan hanya hidup di Taman Nasional Komodo, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO, serta pulau Flores di dekatnya. “Kendati subpopulasi di Taman Nasional Komodo saat ini stabil dan terlindungi dengan baik, komodo di luar kawasan lindung di Flores juga terancam oleh hilangnya habitat yang signifikan karena aktivitas manusia yang sedang berlangsung,” kata laporan itu.
Laporan IUCN memberi pesan utama bahwa hilangnya spesies dan perusakan ekosistem merupakan ancaman eksistensial yang tidak kalah penting dengan pemanasan global. Pada saat yang sama, perubahan iklim sendiri memberikan bayangan yang lebih gelap daripada sebelumnya pada masa depan banyak spesies, terutama hewan dan tumbuhan endemik yang hidup secara unik di pulau-pulau kecil atau di titik-titik keanekaragaman hayati tertentu.
Di luar kawasan lindung, kemunduran populasi yang menakutkan juga dengan cepat terjadi saat jejak manusia meluas. "Penurunan populasi komodo adalah alarm keras agar alam ditempatkan di jantung semua pengambilan keputusan, pada pembicaraan iklim PBB yang genting," ungkap Andrew Terry.