LIPUTAN KHUSUS:

Perwakilan TIM 11 #TutupTPL Sudah Berada di Istana Jokowi


Penulis : Sandy Indra Pratama

“Sampai kita bertemu di dalam Pak Jokowi,” tulis Togu dalam kolom keterangan gambar.

Agraria

Jumat, 06 Agustus 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Tujuan TIM (Tulus Ikhlas Militan) 11 Ajak Tutup TPL (Toba Pulp Lestari) untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara dan berbincang soal masalah penyelamatan alam tano batak dari arogansi PT TPL sepertinya segera terwujud. Pagi ini, apabila sesuai rencana, seorang perwakilan dari TIM 11, Togu Simorangkir, akan bertemu sang presiden.

Dalam postingan instagram, Jumat 6 Juli 2021, Togu Simorangkir, memperlihatan kepada publik bahwa dirinya sudah berada di lingkungan istana negara. Berbatik warna merah lengan panjang, Togu nampak berfoto di lingkungan istana.

“Sampai kita bertemu di dalam Pak Jokowi,” tulis Togu dalam kolom keterangan gambar.

Sehari sebelumnya, memang beredar pesan di media sosial pegiat aksi #TutupTPL. Isi pesan berupa undangan Presiden Joko Widodo, kepada perwakilan TIM 11 yang akan mengambil tempat di Istana Kepresidenan. Waktunya, ditetapkan pada 10.30 WIB hari ini.

Togu Simorangkir (kaos hitam membawa bendera Merah Putih) dan 4 peserta jalan kaki TIM 11 Ajak Tutup TPL menyempatkan berfoto di tengah perjalanannya./Foto: Facebook Togu Simorangkir

Dalam pesan, beberapa syarat dicantumkan bagi perwakilan TIM 11 untuk bertemu Presiden Jokowi. Menandai Surat, adalah staf protokol kepresidenan.

Misi sebelas orang yang menamakan diri sebagai TIM (Tulus Ikhlas Militan) 11 Ajak Tutup TPL (Toba Pulp Lestari) untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, dengan berjalan kaki dari Kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, hampir selesai.

Sebelumnya, Direktur Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), Delima Silalahi dalam kesempatan itu mengatakan, TIM 11 adalah bagian dari Aliansi Gerak Tutup TPL. Aksi jalan kaki TIM 11 ini menurutnya adalah momentum untuk membangun gerakan masyarakat sipil yang lebih luas. Pihaknya akan terus mendukung TIM 11 hingga Presiden Jokowi bersedia menerima dan bertemu.

"Kami melihat bahwa Presiden harus mendengar langsung dari rakyatnya tentang apa yang sebenarnya dilakukan TPL di sana, karena sudah banyak surat dan audiensi yang kami lakukan pada lembaga negara, sehingga jalan untuk bertemu langsung pada Presiden menjadi jalan baru yang ditempuh. Toba akan lestari tanpa ada PT TPL," kata Delima dalam konferensi pers.

Hal senada disampaikan Roganda Simanjuntak, Ketua Badan Pengurus Harian Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Tano Batak. Roganda menyebut Aliansi Gerak Tutup TPL terdiri dari masyarakat adat, petani, pegiat lingkungan dan pegiat wisata yang selama ini terancam aktivitas PT TPL, yang selama puluhan tahun merusak kawasan Danau Toba.

"Ini harus segera direspon oleh Presiden Jokowi, jika ingin masyarakat Danau Toba sejahtera maka PT TPL harus ditutup segera. Mendesak Presiden Jokowi untuk menutup PT TPL. Terima kasih atas dukungan pada kami bagi rekan-rekan yang ada di Jakarta," kata Roganda.

TIM 11 Ajak Tutup TPL sendiri terdiri dari Togu Simorangkir (aktivis lingkungan sekaligus pegiat literasi), Christian Gultom (petani), Anita Marta Hutagalung (Ibu Rumah Tangga), Irwandi Sirait (tukang jahit dan disabilitas), Agustina Pandiangan (guru honor dan relawan Rumah Baca), Lambok Siregar (tukang jagal Lapo Larisma Muara), Yman Munthe (staf Pemerintah Desa Tongging), Erwin Hutabarat (sopir mobil) Jevri Manik (petugas medis), Ferry Sihombing (tukang bengkel) dan Bumi Simorangkir (anak Togu Simorangkir yang masih duduk di kelas 3 sekolah dasar).