LIPUTAN KHUSUS:

Hyundai E&C Umumkan Tak Lagi Bangun PLTU Batu Bara


Penulis : Kennial Laia

Walau menyatakan berhenti dari membangun PLTU batu bara, Hyundai E&C dinilai masih melanjutkan proyeknya, termasuk di Indonesia dan Vietnam.

Lingkungan

Rabu, 28 Juli 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Raksasa konstruksi asal Korea Selatan, Hyundai Engineering and Construction (Hyundai E&C), secara resmi mengumumkan berhenti dari pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. 

Melansir rilis resmi dari surat perusahaan, keputusan ini merupakan bagian dari program CSR perusahaan dalam merespon permasalahan perubahan iklim global.

Surat resmi itu berjudul ‘Hyundai E&C Declaration on Coal Exit’ yang keluar setelah rapat Dewan akhir pekan lalu, dan ditandatangani oleh Ketua Komite Tata Kelola Hyundai E&C Sung-dung Park, Direktur Eksekutif Young-joon Yoon dan  Direktur Operasi Pembangkit Won-woo Lee. 

Dalam surat tersebut, Hyundai E&C menyebutkan pihaknya juga telah meluncurkan Hyundai E&C Sustainability Steering Community pada Oktober 2020 lalu dan pengaturan skema ESG untuk mempromosikan sustainable management.

Aksi protes kelompok masyarakat sipil soal korupsi PLTU Cirebon II yang melibatkan perusahaan asal Korea, Hyundai E&C, di depan Gedung KPK, Jakarta. Foto: Bersihkan Indonesia

Seperti yang tertera dalam “Hyundai E&C Vision 2025,” transisi dari penggunaan energi ‘kotor’ akan secara perlahan dilakukan oleh Hyundai. Mereka juga menyatakan bahwa departemen yang menangani batu bara telah ditransformasi menjadi departemen energi terbarukan.  

Kendati demikian, perusahaan menyatakan akan tetap menyelesaikan proyek PLTU terakhirnya di Vietnam. Sejong Youn, direktur program Solutions for Our Climate (SFOC), organisasi non-profit asal Korea Selatan, menekan perusahaan untuk mundur dari proyek tersebut. 

Sebelum mengumumkan niatnya menyetop pembangunan PLTU dari energi fosil, Hyundai E&C lebih dulu menyatakan tetap melanjutkan rencana pembangunan PLTU Quang Trach 1 berkapasitas 1.200 MW bersama Mitsubishi dan Construction Corporation asal Vietnam.

“Hyundai E&C telah mengkontradiksi pernyataannya sendiri,” kata Youn dalam pernyataan yang diterima Betahita, Selasa, 27 Juli 2021. 

Sejong Youn menilai keputusan Hyundai E&C untuk tetap melanjutkan proyek PLTU batu bara di Vietnam telah mencoreng integritas perusahaan dan merusak reputasi yang mereka bangun sebagai perusahaan yang progresif dan berkelanjutan. 

“Jika proyek ini tetap dilanjutkan, maka Hyundai E&C telah mengkontradiksi visi ESG ‘2050 Global Green One Pioneer' mereka sendiri,” katanya.

Keputusan ini juga tidak sejalan dengan komitmen pemerintah Korea Selatan untuk mengakhiri pendanaan batu bara di luar negeri. Walau begitu, Pemerintah Korea Selatan juga dinilai tidak menjaga komitmen dengan tetap melanjutkan pendanaan pada proyek PLTU batu bara Jawa 9 & 10 di Indonesia dan Vung Ang 2 di Vietnam.

Sementara itu, Deputi Direktur Yayasan Indonesia Cerah  Agung Budiono menilai pernyataan Hyundai tidak berpengaruh terhadap proyek konstruksi Hyundai di Indonesia.

“Sepertinya akan lanjut,” kata Budi melalui pesan singkat kepada Betahita, Selasa, 27 Juli 2021.

Seperti diketahui, Hyundai E&C melalui Hyundai Engineering and Construction (HDEC) tengah membangun PLTU Cirebon II berkapasitas 1.000 MW. Proyek ini ditargetkan kelar pada Februari 2022 mendatang.

Saat ini proyek tersebut juga tersangkut kasus korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi. Lembaga antirasuah tersebut ikut menjerat General Manager HDEC Herry Jung.