LIPUTAN KHUSUS:

PLN Berencana 'Carbon Neutral' Pada 2050, Usai Proyek 35 GW


Penulis : Tim Betahita

PLN berencana phasing out dari PLTU batu bara pada 2050. Usai menyelesaikan pengembangan megaproyek 35.000 MW.

Energi

Senin, 10 Mei 2021

Editor : Kennial Laia

BETAHITA.ID -  Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan akan menjadi netral karbon pada 2050. Perusahaan yang memonopoli usaha kelistrikan di Indonesia ini berencana untuk berhenti atau phasing out dari pembangkit listrik bertenaga batu bara dan menambah porsi energi terbarukan pada jaringannya.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, perusahaan tersebut berencana untuk megnembangkan pembangkit tenaga suryaa dan angina baru, serta mencampurkan biomassa dengan batubara—disebut dengan co-firing—di pembangkit listrik tenaga batubara yang telah ada dan mengubah pembangkit listrik tenaga diesel menjadi pembangkit listrik berbasis energi terbarukan.

“Setelah menyelesaikan proyek 35,000 megawatt, kami akan memenuhi listrik Indonesia hanya dengan menggunakan energi terbarukan,” kata Zulkifli dalam briefing virtual, Jumat lalu.

PLN mengembangkan pembangkit listrik batu sejak 2015 sebagian bagian dari megaproyek 35 GW, 60% di antaranya adalah PLTU Batu bara. Proyek ini disebut menambah kerusakan lingkungan.

PLTU Indramayu (Wikipedia)

Zulkifli mengatakan kapasitas produksi listrik PLN diharapkan mencapai 1,100 terawatt-hour pada 2050, dengan asumsi pertumbuhan tahunan sebesar 4.7% dari pasokan saat ini antara 250 TWh hingga 300 TWh. Rencana penggunaan energi terbarukan diharapkan dapat meningkatkan output perusahaan tersebut.

PLN bergabung dengan instansi global lainnya yang berkomitmen mencapai net zero pada 2050 di tengah tekanan global untuk mematuhi Kesepakatan Paris yang menargetkan suhu Bumi dibawah 1.5 derajat celcius. Instansi tersebut seperti National Grid di Inggris; Xcel Energy di Amerika Serikat, dan Sarawak Energy di Malaysia.

Indonesia merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar pada 2015, dan telah berkomitmen pada Nationally Determined COntribution (NDC) untuk mengurangi emisi sebesar 29% dengan upaya sendiri hingga 2030.

Eksekutif Direktur Institute Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, PLN harus menyetop pengembangan atau menandatangani kontrak baru PLTU batubara mulai 2025 untuk mencapai target dekarbonisasi tersebut.

Fabby mengatakan PLN perlu mengembangkan 10 GW energy terbarukan PLTU sementara pihak swasta seperti rumah tangga perlu berkontribusi antara 3 GW dan 4 GW untuk memenuhi target bauran energi terbarukan.

Target pemerintah saat ini adalah untuk energi terbarukan sebesar 23% dari bauran energi utama pada 2025. Tahun lalu, capaian di sektor bauran energy terbaru ini hanya 13.4%. 

Koordinator Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara Tata Mustasya mengatakan, pemerintah perlu membuat kebijakan pengecualian untuk batu bara dan gas mulai sekarang. 

“Negara ini sudah kelebihan kapasitas pembangkit listrik tenaga batubara,” tulisnya dalam kolom Channel News Asia , Senin, 10 Mei.

Pemerintah juga perlu menghapus subsidi harga batu bara untuk meningkatkan pengembangan pasar energi terbarukan. Untuk menetapkan target yang ambisius dan realistis, Indonesia harus berupaya mencapai 50% energi terbarukan dalam bauran listriknya pada 2030, naik dari target saat ini sebesar 23% pada 2025.