Otorita IKN Gandeng Tiga LSM Bikin Kota Hutan Berkelanjutan

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Hutan

Senin, 17 Juli 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menggandeng tiga lembaga swadaya masyarakat (LSM) konservasi lingkungan dan satwa untuk membikin IKN berkonsep kota hutan berkelanjutan atau sustainable forest city. Tiga LSM lingkungan itu yakni World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, Yayasan Jejak Pulang, dan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).

Penandatanganan Kesepahaman Kemitraan untuk Konservasi Lingkungan dan Satwa Liar ini, antara Otorita IKN dengan tiga organisasi lingkungan dan satwa tersebut dilakukan di Kawasan Wisata Alam Bukit Bangkirai, Kalimantan Timur, Rabu (12/7/2023) kemarin.

“Hari ini kita ingin memulai satu langkah dari sekian juta langkah yang harus kita lakukan dalam rangka menyelamatkan ‘the mother earth’, ibu bumi kita, dan juga keberlangsungan dari satu ekosistem di planet yang kita cintai,” kata Bambang Susantono, Kepala Otorita IKN, dalam pernyataan tertulis.

Bambang mengatakan, diperlukan keseimbangan keanekaragaman hayati, keseimbangan lingkungan dalam membangun IKN menjadi kota hutan berkelanjutan, yang merupakan konsep baru di dunia. Bambang menjelaskan, konsep kota hutan melambangkan kekayaan yang luar biasa yang perlu dipadukan dengan ilmu-ilmu modern, sehingga akan ada banyak hal yang dikembangkan dalam membangun IKN.

Presiden Jokowi bersama para Ketua MPR, para menteri dan 34 gubernur se-Indonesia serta tokoh masyarakat melakukan kegiatan penanaman tanaman endemik Indonesia di Titik Nol IKN./Foto: KLHK

Bambang bilang, pembangunan IKN perlu mempertimbangkan tiga isu yang dikampanyekan secara global. Pertama, perubahan iklim yang sangat nyata terjadi. Kedua, masalah lingkungan tentang bagaimana hidup berdampingan antara manusia, alam, dan budaya. Ketiga adalah keanekaragaman hayati. Untuk itu, Otorita IKN mengundang semua pihak untuk bekerja sama dalam membangun IKN.

Dalam kesepahaman ini, BOSF sebagai salah satu organisasi nirlaba di Indonesia yang tugasnya melindungi dan melestarikan orangutan, menyambut baik atas inisiatif kerja sama yang dilakukan oleh Otorita IKN untuk melindungi ekosistem lingkungan termasuk satwa orangutan.

“Orangutan, sebagai satu-satunya spesies kera besar di Asia memainkan peran sentral dalam menjaga keseimbangan alam di hutan Borneo yang kaya akan keanekaragaman hayati. Mereka adalah makhluk yang luar biasa dan langka, namun sayangnya populasinya menurun akibat aktivitas manusia yang mengabaikan aspek kehidupan satwa,” kata Riana Andam Dewi, Sekretaris BOSF.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, kerja sama dengan Otorita IKN menjadi langkah penting bagi BOSF. Karena kerja sama ini dapat meningkatkan kolaborasi dan aksi nyata dalam konservasi, perlindungan habitat, rehabilitasi orangutan, melepas-liarkan orangutan, serta rehabilitasi lahan kritis dengan peran serta aktif masyarakat sekitar.

Hal senada juga disampaikan Juliarta Bramansa Ottay, Ketua Yayasan Jejak Pulang. Arta berharap kerja sama dengan Otorita IKN dapat memberikan model bagi Indonesia dan dunia, bahwa manusia bisa menemukan pola hidup bersama dengan alam.

“Melalui kerja sama ini, besar harapan kami IKN sebagai kota Nusantara akan menjadi kota berbudaya Indonesia yang mempunyai hubungan baik dengan lingkungannya, sebagaimana diteladani oleh leluhur kita, dan yang kita impikan di masa depan,” kata Arta.

Sekilas tentang Yayasan Jejak Pulang. Organisasi masyarakat sipil ini adalah sebuah organisasi rehabilitasi orangutan yang berdiri sejak 2014 di Samboja, Kalimantan Timur. Saat ini Yayasan Jejak Pulang mempekerjakan 90 orang, di mana 90 persennya adalah warga lokal yang membantu 13 orangutan agar bisa kembali ke alam liar.

“Kami merasa bangga dapat ikut berpartisipasi dan mewujudkan IKN sebagai ibu kota yang hijau, dalam bentuk ibu kota hutan yang dapat berkembang bersama masyarakat secara berkelanjutan,” ujar Aditya Bayunanda, Direktur Eksekutif Yayasan dan CEO WWF Indonesia.

Aditya menambahkan, untuk mencapai cita-cita IKN sebagai kota hutan berkelanjutan, IKN memerlukan daya dukung ekosistem yang mumpuni. Diperlukan perencanaan yang baik agar dapat memitigasi dampak terhadap kehidupan satwa liar, masyarakat setempat, dan lingkungan sekitar IKN.

“Sebagai salah satu pendukung ekosistem terbesar yang diperlukan untuk menjamin keberlanjutan ini, tentu saja kita juga berada di wilayah yang disebut ‘Jantung Kalimantan’, sehingga ini menjadi wujud penting bagi kita secara bersama-sama menjaga lansekap di dalam ibu kota baru kita ini,” tambahnya.

WWF Indonesia, imbuh Aditya, akan mendukung pembangunan IKN dalam bentuk penyediaan kapasitas, analisa, serta alat untuk melakukan monitoring, dan juga pengelolaan keanekaragaman hayati.

Seperti diketahui, Nusantara dijadikan nama Ibu Kota Negara Indonesia baru, yang ditetapkan dan diatur oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022. IKN Indonesia yang baru itu terletak di pesisir timur Pulau Kalimantan. Luas wilayah Nusantara hampir empat kali Jakarta, yaitu kurang lebih 256.142 hektare dan wilayah laut seluas 68.189 hektare.

Nusantara akan mengubah orientasi pembangunan menjadi Indonesia-sentris, dan berfungsi untuk mempercepat transformasi ekonomi negara. Otorita IKN ialah otoritas yang mengelola dan mengatur Nusantara. Otorita IKN merupakan lembaga setingkat kementerian yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia, bekerja langsung di bawah Presiden Republik Indonesia. Otorita IKN bertugas sebagai pendukung persiapan, pembangunan, dan pemindahan ibu kota negara ke Nusantara.

SHARE