Sebanyak 2.000 Jemaah Haji Stress akibat Cuaca Panas

Penulis : Aryo Bhawono

Perubahan Iklim

Minggu, 02 Juli 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Lebih dari 2.000 jemaah haji mengalami stres akibat cuaca panas. Suhu di tanah suci melonjak hingga 48 derajat celcius. 

Sebanyak 1,8 juta umat muslim melaksanakan ibadah haji pada puncak musim panas di Arab Saudi. Banyak lansia berada dalam jemaah haji setelah batas usia maksimum pada era pandemi Covid 19 dihapuskan.

Para pejabat Saudi mengatakan sekitar 1.700 kasus stres akibat cuaca panas tercatat pada hari Kamis lalu (29/6/2023). Pada hari itu, sebagian besar jamaah haji berada di tempat-tempat suci selama satu hari. Jumlah kasus stress akibat cuaca panas ini merupakan angka mutakhir, yang menambah jumlah kasus sebelumnya dengan jumlah 287 kasus.

"Jumlah kasus stres akibat panas sejak awal hari ini telah mencapai 1.721," kata Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Mereka pun menghimbau jemaah haji untuk menghindari sinar matahari dan minum banyak air.

Ilustrasi gelombang panas ekstrem. Foto: iStock

Para pejabat tidak memberikan jumlah korban jiwa, namun setidaknya 230 orang, sebagian besar dari Indonesia, meninggal selama pelaksanaan ibadah haji. Pejabat berbagai negara tidak mencantumkan penyebab kematian.

Konsul Jenderal (Konjen) Republik Indonesia untuk Jeddah, menyebutkan setidaknya 209 orang Indonesia meninggal dunia selama pelaksanaan ibadah haji.

"Tidak tepat jika dikatakan bahwa banyak jamaah haji Indonesia yang meninggal karena sengatan panas," ujar Eko Hartono seperti dikutip dari Guardian.

Ia menambahkan penyebab kematian sebagian besar disebabkan oleh penyakit jantung dan pernafasan.

Namun ia mengakui bahwa beberapa jamaah haji mengalami pingsan karena kepanasan selama ziarah berhari-hari.

Kantor berita Fars memberitakan jemaah haji tertua di Iran tahun ini, berusia 114 tahun, meninggal dunia karena serangan jantung.

Jemaah haji yang berjuang di tengah cuaca panas merupakan pemandangan yang biasa, terutama setelah salat di luar ruangan selama seharian di Gunung Arafah. Saat itu ponsel yang kepanasan akan mati dan tempat teduh sulit ditemukan.

Haji memiliki sejarah bencana yang mematikan termasuk desak-desakan dan serangan militan, namun tantangan utama tahun ini datang dari suhu yang ekstrem.

Kerajaan Arab Saudi mengirimkan ribuan paramedis dan mendirikan rumah sakit lapangan untuk membantu mengatasi risiko tersebut. Ini adalah haji terbesar sejak 2,5 juta pengunjung datang pada masa pra-Covid 2019.

Iklim kawasan Teluk sangat keras sehingga pada tahun 2021, panel antar pemerintah PBB tentang perubahan iklim memperingatkan bahwa beberapa wilayah di sana tidak dapat dihuni lagi pada akhir abad ini karena pemanasan global.

Suhu musim panas maksimum 50 derajat celcius dapat menjadi kejadian tahunan pada akhir abad ini, kata para ahli.

SHARE