Bank Inggris dan AS Pendukung Terbesar ‘Bom Karbon’ Rusia 

Penulis : Tim Betahita

Energi

Kamis, 25 Agustus 2022

Editor : Kennial Laia

BETAHITA.ID -  Data kepemilikan terbaru mengungkap lembaga keuangan Inggris dan Amerika Serikat (AS) sebagai dua investor terbesar yang mendukung proyek bahan bakar fosil Rusia, yang ditakutkan akan menjadi ‘bom karbon’. 

Para pengkampanye di Ukraina menyebut bahwa lembaga keuangan ini harus segera mengakhiri pembiayaan proyek energi kotor tersebut, demi membatasi pendanaan invasi Rusia ke Ukraina dan untuk menghindari kerusakan iklim. 

Bom karbon berarti proyek ekstraksi bahan bakar fosil yang diidentifikasi oleh para peneliti mengandung setidaknya 1 miliar ton karbon dioksida (CO2), salah satu penyebab utama pemanasan global. Jumlah itu tiga kali lipat emisi tahunan Inggris.

Rusia merupakan hotspot, dengan 40 bom karbon, dan 19 di antaranya dioperasikan atau dikembangkan oleh perusahaan Rusia yang didukung oleh keuangan asing. Perusahaan tersebut adalah Gazprom, Novatek, Lukoil, Rosneft, dan Tatneft. Perusahaan ini bergerak di bidang minyak dan gas. 

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) bertenaga batu bara melepaskan emisi karbon dioksida, yang menjadi salah satu faktor terbesar pemanasan global saat ini. Foto: loe.org

Basis data tersebut, yang diproduksi oleh Leave it in the Ground Initiative (Lingo), menemukan lebih dari 400 lembaga keuangan asing telah memberikan dukungan sebesar $130 miliar kepada perusahaan-perusahaan Rusia. Di antaranya $52 miliar dalam investasi dan $84 miliar dalam bentuk kredit. Data tersebut dirilis Rabu, 24 Agustus 2022, tepat pada hari kemerdekaan Ukraina dan enam bulan sejak dimulainya invasi Rusia. 

Lembaga keuangan di Amerika Serikat memegang hampir setengah dari investasi asing di perusahaan bom karbon Rusia, dengan 154 lembaga memegang $23,6 miliar. Kombinasi investasi dan kredit terbesar – $10 miliar – disediakan oleh JPMorgan Chase, yang juga diidentifikasi oleh analisis lain sebagai penyandang dana utama bahan bakar fosil. 

Investasi tunggal terbesar di perusahaan bom karbon Rusia mencapai $15,3 miliar di Rosneft. Perusahaan ini dipegang oleh Qatar Investment Authority, dana kekayaan negara Qatar. 

Inggris berada di urutan ketiga dalam daftar negara investasi, dengan 32 lembaga keuangan yang memegang $2,5 miliar dalam investasi. Bank HSBC memiliki total investasi dan kredit terbesar sebesar $308 juta.

Grup keuangan di Jepang, Norwedia, Swiss, dan Belanda juga memiliki investasi dalam jumlah signifikan. Sementara itu lembaga keuangan Tiongkok dan Italia di antaranya memberikan kredit senilai $45 miliar.

“Perang Presiden Vladimir Putin didanai melalui uang dari bahan bakar fosil dan bahan bakar fosil ini menyebabkan kerusakan iklim,” kata Svitlana Romanko, direktur organisasi nonpemerintah Ukraina Razom We Stand. “Berinvestasi dalam bom karbon Rusia adalah hal terburuk yang dapat Anda lakukan hari ini.” 

Kjell Kühne, peneliti dari Lingo, mengatakan bahwa perang Ukraina melawan Rusia telah memperlihatkan bahwa bisnis dengan pihak yang salah berujung pada penderitaan manusia dan nyawa yang hilang. 

“Jelas bahwa kita tidak boleh berinvestasi dalam proyek bahan bakar fosil baru, seperti yang telah dikonfirmasi oleh Badan Energi Internasional. Siapa pun yang terlibat dalam proyek ini harus benar-benar mempertanyakan tindakan mereka,” kata Kühne. 

Menurut peneliti di Lingo, beberapa lembaga keuangan mungkin telah mengurangi dukungan mereka untuk perusahaan Rusia sejak perang dimulai. Namun masih banyak yang mengambil pendekatan menunggu dan melihat (wait and see). Para peneliti berharap basis data baru tersebut dapat memungkinkan para juru kampanye untuk menantang 400 institusi atas investasi mereka. 

Menurut para peneliti, mayoritas dukungan keuangan asing ditujukan bagi proyek minyak dan gas besar di Rusia, termasuk di Siberia dan Arktik. Proyek batu bara terutama didukung oleh investor domestik.

Basis data yang digunakan hanya mencakup dukungan keuangan untuk perusahaan bahan bakar fosil Rusia dan bukan untuk perusahaan minyak dan gas asing yang bekerja di Rusia, atau perusahaan jasa yang mendukungnya.

Pada bulan Mei, Guardian mengungkapkan bahwa perusahaan bahan bakar fosil terbesar di dunia diam-diam merencanakan proyek minyak dan gas besar yang akan mendorong iklim melewati batas suhu yang disepakati secara internasional, dengan dampak bencana global. Rencana tersebut termasuk 195 bom karbon yang diidentifikasi oleh Kühne dan rekan-rekannya, 60% di antaranya sudah mulai dipompa. 

Juru bicara dari HBSC mengatakan bahwa ““HSBC Asset Management telah menangguhkan transaksi dalam dana khusus Rusia yang mencakup perusahaan minyak dan gas Rusia yang dirujuk dan tidak lagi berinvestasi lebih lanjut dalam dana yang tujuannya termasuk berinvestasi dalam sekuritas Rusia. Dalam dana ini, eksposur terhadap ekuitas Rusia umumnya telah dikurangi atau dihilangkan.”

Guardian

SHARE